MENGGUNAKAN DAN MERAWAT PERALATAN PERBAIKAN
SISTEM KELISTRIKAN
Untuk Sekolah Menengah Kejuruan
Bidang Keahlian : Teknik Mesin
Program Keahlian : Teknik Mekanik
Otomotif
Berdasarkan Kurikulum SMK yang
Disempurnakan
(Kurikulum SMK Edisi 1999)
Penyusun
:
Mohammad Husni,
Spd
Editor :
Sasongko Leksono
A.P, ST
DIREKTORAT JENDERAL
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU TEKNOLOGI
VOCATIONAL EDUCATION DEVELOPMENT CENTER
JL.
Teluk Mandar, Arjosari, Tromol Pos 5 Malang, 65102, Telp. (0341) 491239, Fax.
(0341) 491342
KATA PENGANTAR
Modul
ini diterbitkan untuk menjadi bahan ajar pada SMK Bidang Keahlian Teknik Mesin,
memenuhi tuntutan pelaksanaan Kurikulum SMK yang disempurnakan (Kurikulum SMK
edisi 1999).
Nilai kegunaan modul ini
terletak pada pemakaianya, karena itu kepada semua organisasi dan manajemen
Pendidikan Menengah Kejuruan diharapkan dapat berusaha untuk mengoptimalkan
pemakaian modul ini.
Dalam
pemakaian modul ini, tetap diharapkan berpegang kepada azas keluwesan, azas
kesesuaian dan azas keterlaksanaan sesuai dengan karakteristik kurikulum SMK
yang disempurnakan.
Direktorat Pendidikan Menengah
Kejuruan menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang
telah berperan dalam penulisan naskah bahan ajar ini.
Jakarta,
Agustus 2000
Direktur
Pendidikan
Menengah Kejuruan
Dr.
Ir. Gatot Hari Priowiryanto
NIP
130675814
PROFIL KOMPETENSI TAMATAN
PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF
J
Memeperbaiki
kerusakan pada sistem kelistrikan otomotif
|
|
J1.
Menggunakan
dan merawat peralatan
perbaikan
sistem kelistrikan otomotif
|
|
J2.
Memperbaiki
kerusakan pada sistem motor stater
|
|
J3.
Memperbaiki
kerusakan pada sistem pengisian baterai
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
J4.
Memperbaiki
kerusakan pada sistem pengapian konvensional
|
|
J5.
Memperbaiki
kerusakan pada sistem penerangan dan tanda belok
|
|
J6.
Memperbaiki
kerusakan pada sistem pembersih kaca
|
DAFTAR ISI
JUDUL MODUL
Kata
pengantar........................................................................................................ i
Struktur
Profil Kompetensi Tamatan................................................................... ii
Daftar
Isi................................................................................................................... iii
Pendahuluan.......................................................................................................... iv
Tujuan
umum pembelajaran................................................................................. v
Petunjuk
penggunaan modul.............................................................................. vi
Kegiatan
Belajar 1, Menggunakan serta merawat kabel penghubung dan
lampu
test................................................................................................................. 1
Lembar
Ealuasi....................................................................................................... 6
Lembar
Jawaban ................................................................................................... 7
Kegiatan
Belajar 2, Menggunakan dan merawat multi tester ........................ 8
Lembar
Percobaan / Latihan
Mengukur
tegangan............................................................................................... 25
Pengukuran
arus ................................................................................................... 26
Pengukuran
tahanan ........................................................................................... 27
Lembar
Evaluasi..................................................................................................... 28
Lembar
Jawaban Percobaan................................................................................ 30
Lembar
Jawaban Evaluasi ................................................................................... 33
Kegiatan
Belajar 3, Menggunakan Dwell meter dan Tachometer serta
cara
merawatnya .................................................................................................... 36
Lembar
Evaluasi .................................................................................................... 44
Lembar
Jawaban ................................................................................................... 46
Kegiatan
Belajar 4, Menggunakan dan merawat Timing light ....................... 48
Lembar
Evaluasi .................................................................................................... 54
Lembar
Jawaban ................................................................................................... 56
Umpan
Balik............................................................................................................ 58
Daftar
Pustaka......................................................................................................... 59
PENDAHULUAN
Dalam
melakukan pekerjaan perbaikan kendaraan, ada beberapa pekerjaan yang dapat
dilakukan dengan mudah dan ada yang sukar. Pada umumnya untuk pertama kali agak
kesulitan dalam melakukan perbaikan pada sistem kelistrikan,karena semua
peralatan pada system tersebut digerakkan oleh listrik yang tidak dapat dilihat
dengan mata manusia. Maka perlu menggunakan alat bantu untuk perbaikannya.
Alat bantu perbaikan system kelistrikan dapat dikelompokkan
dalam dua kelompok :
1.
Alat untuk mendiaknosa (mendeteksi).
2.
Alat untuk menservise
Alat tersebut kebanyakan memerlukan
sumber listrik dalam pengoperasiannya Dalam modul ini akan dibahas beberapa
alat deteksi kerusakan yaitu : kabel penghubung (jumper wire), lampu test (test
lamp), AVO (Amper meter, Volt meter, Ohm meter), dwell tester, dan Timing
light.
Dalam pelaksanaanya seorang mekanik dituntut untuk dapat
menggunakan alat bantu tersebut diatas dengan benar, karena bila salah dalam
menggunakannya tidak hanya keliru dalam pengukuran tetapi bisa berakibat fatal
pada alat bantu tersebut (rusak).
Dalam
modul ini akan dibahas tentang cara menggunakan alat bantu perbaikan sistem
kelistrikan dan teknik perawatannya. Dimana alat tersebut harus selalu siap
pakai untuk pekerjaan yang akan datang, maka perawatan pada alat harus selalu
dilakukan oleh seorang mekanik.
TUJUAN
UMUM PEMBELAJARAN
Setelah selesai mempelajari serta mempraktekkan modul ini
diharapkan siswa / pembaca dapat :
1
Menggunakan peralatan perbaikan Sistem
Kelistrikan.
2
Merawat peralatan perbaikan Sistem
Kelistrikan.
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Modul
dengan judul “Menggunakan dan Merawat Peralatan Perbaikan Sistem Kelistrikan”
ini di buat untuk digunakan bagi siswa SMK jurusan Mekanik Otomotif.
Proses pembelajaran dalam modul
ini, kita bagi dalam beberapa kegiatan belajar. Mulai kegiatan belajar 1,
kegiatan belajar 2, dan seterusnya.
Kegiatan
belajar bisa dimulai dari kegiatan belajar 1 dan seterusnya, tetapi bisa juga
sesuai kebutuhan, bagian kegiatan belajar mana yang diinginkan (lebih
fleksibel). Untuk mempermudah proses pembelajaran, maka dalam proses belajar
sebaiknya digunakan benda asli (peraga). Karena pembahasan modul ini banyak
yang bersifat abstrak, maka percobaan (Demonstrasi) dalam penyampaian materi
adalah sangat cocok.
Pembahasan dalam modul ini
bersifat teori dan masih dasar, maka diharapkan untuk kelanjutannya (praktek)
bisa bergabung dengan modul-modul lain yang ada hubungannya dengan modul ini.
KEGIATAN BELAJAR 1
MENGGUNAKAN
SERTA MERAWAT KABEL PENGHUBUNG (JUMPER WIRE)
DAN
LAMPU TEST (TEST LIGHT)
Tujuan Khusus Pembelajaran
Setelah
selesai mempelajari modul kegiatan belajar 1 ini diharapkan siswa / pengguna
dapat :
-
Mempergunakan kabel penghubung untuk
mendiaknosa kerusakan pada salah satu sistem kelistrikan.
-
Mempergunakan test lamp untuk
mendiaknosa suatu sambungan.
-
Mengerti prinsip-prinsip perawatan
jumper wire dan test light.
Uraian Materi
2.1 Kabel Penghubung (jumper
wire)
Salah satu alat deteksi dalam
perbaikan Sistem Kelistrikan suatu kendaraan yang sangat sederhana dan juga
sangat penting adalah kabel penghubung (jumper wire). Kabel penghubung dibuat
dari kabel dengan beberapa ukuran panjang pendeknya, dimana kedua ujung kabel
dipasang penjepit (jepit buaya) .
Gambar 1.1 jumper wire.
2.1.1
Cara Penggunaan
Sambungkanlah
salah satu ujung kabel pada kutub positif baterai dan anda mempunyai sumber
listrik sebesar 12 Volt. Gunakan untuk bola lampu, Motor atau alat-alat yang
memerlukan tenaga sebesar 12 V.
Gambar 1.2 Pengetesan
bola lampu
Prinsip
kerja dari kabel penghubung, adalah sama dengan pemberian arus secara langsung
lewat kabel penghubung tersebut atau menyambung secara langsung jalur diantara
kedua ujung jepit buaya pada kabel penghubung.
Bila
suatu sirkuit sistem kelisrtrikan mati atau ada gangguan, sebagai contoh lampu
pada sistem tersebut mati. Kita bisa menggunakan kabel penghubung untuk mencari
kerusakan pada sistem tersebut.
Lakukanlah
pemeriksaan dengan kabel penghubung seperti gambar 1.3 kita akan mendapatkan
lampu menyala bila ada gangguan pada komponen sekring atau saklar.
Gambar
1.3 Pengetesan suatu sambungan.
Untuk
lebih detailnya anda bisa melakukan pemeriksaan
perkomponen (fuse dan saklar).
Teknik
yang serupa bisa anda lakukan pada Sistem Kelistrikan jenis yang lain. Misal
Sistem Starter, sistem penerangan sistem pengisian dan sistem kelistrikan lain.
2.1.2
Perawatan Kabel Penghubung.
*
Perlu diperhatikan dalam proses
penghubungan, bila salah satu ujung kabel penghubung sudah menempel pada
terminal (+) jangan menjatuhkan ujung kabel penghubung yang lain.
Karena semua tempat yang kamu
sentuh pada mesin atau body adalah merupakan Ground kutub (-) baterai.
Percikan
/ bunga api besar dan arus listrik yang tinggi akan timbul, yang dapat membakar
kabel penghubung.
*
Perhatikan ujung kabel yang menempel
pada jepit buaya, biasanya suka longgar atau lepas solderannya.
2.2.Lampu tes (test light)
Lampu
tes digunakan sebagai alat pemeriksa tegangan yang digunakan pada komponen.
Lampu tes dibuat dari tes pen untuk tegangan PLN, dimana bagian lampu diganti
dengan lampu sofiet interior mobil. Pangkalan dari pada tes pen disambung kabel
dengan ujung diberi jepit buaya.
2.2.1 Nama bagian dari lampu tes
|
Keterangan.
1
test probe.
2
Pegas penghantar.
3
Bola lampu sofiet 12V / 3 Walt.
4
Kabel penghantar.
5
Jepit buaya
|
Gambar
1.4 Lampu Tes.
2.2.2 Cara penggunaan.
Lampu
tes disambung diantara beberapa jalur kabel atau terminal dan body pada saat
saklar rangkaian dalam keadaan ON. Terang atau tidaknya nyala lampu, indikator
secara kasar menunjukkan tegangan yang digunakan pada rangkaian tersebut.
Gambar
1.5 Pengetesan sambungan dengan lampu
tes
|
Pasang jepit buaya pada massa (-) dan anda siap mendeteksi
suatu sambungan pada sirkuit kelistrikan tersebut, dan anda akan dapat
menentukan kondisi suatu sirkuit dengan melihat nyala lampu.
|
Gambar
1.6 Pengetesan hubungan singkat dengan
lampu tes
|
Lampu
tes bisa juga digunakan untuk mencari hubungan singkat pada ground,
sebelumnya beban dilepas dari hubungan lalu letakkan lampu test seperti
gambar. Bila lampu test menyala, indikator adanya hubungan singkat.
|
Masih
banyak lagi kegunaan lampu test, cobalah terus maka akan ditemukan
kreasi-kreasi baru yang sangat menarik.
Nah
selamat mencoba.
2.2.3
Perawatan lampu test.
*
Jangan menggulung kabel lampu test yang
bisa merusak atau memutuskan dalamnya kabel atau solderannya.
*
Perhatikan tegangan pada lampu test
harus sama dengan tegangan sumber baterai.
*
Bila lampu test mati, periksa apakah
bola lampu sofiet di dalam lampu test putus, atau ada sambungan kabel yang
kurang baik (perbaiki).
Lembar
latihan / Evaluasi.
1)
Dalam suatu sistem penerangan (lampu
kepala), terdapat gangguan (lampu di rasakan redup ). Bagaimana cara
pemeriksaan dengan kabel penghubung?
2)
Lakukan pemeriksaan pada sistem klakson
dibawah dengan lampu test bila klakson tidak bunyi.
Lembar
jawaban.
1)
Nyalakan
salah satu lampu kepala (dekat, jauh), lalu putus hubung kabel penghubung. Bila
ada perubahan nyala lampu berarti pada jalur + ke lampu kepala terdapat rugi
tegangan terlalu besar, yang membuat lampu jadi redup.
2)
Letakkan jepit buaya pada massa, lalu
test pada bagian negatif klakson. Bila lampu nyala kerusakan pada tombol, dan
bila lampu mati, berarti kerusakan pada klakson atau sekring.
KEGIATAN BELAJAR 2.
MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MULTI
TESTER
(AMPER METER, VOLT METER, DAN OHM
METER)
Tujuan khusus pembelajaran.
Setelah
selesai mempelajari modul kegiatan belajar 2 ini diharapkan siswa / pembaca
dapat :
·
Mempergunakan Multi tester untuk
mengukur tegangan DC / searah.
·
Mempergunakan Multi tester untuk
mengukur tegangan AC / bolak-balik.
·
Mempergunakan Multi tester untuk
mengukur arus DC / searah.
·
Mempergunakan Multi tester untuk
mengukur tahanan.
·
Mempergunakan Multi tester untuk
memeriksa sambungan.
·
Mengerti teknik-teknik perawatan.multi
tester.
Uraian Materi.
Multi
tester (AVO) adalah salah satu alat untuk mengetes kelistrikan.
Penggunaannya
sangat luas sekali, untuk mengukur tegangan baik DC maupun AC, pengukuran arus,
tahanan dan untuk memeriksa hubungan kelistrikan dari suatu komponen.
Pada
dasarnya ada 2 jenis Multi tester, tester model digital dimana penunjukkan
hasil pengukurannya langsung dengan angka-angka, dan tester model jarum (jarum
analog) hasil pengukuran ditunjukkan oleh sebuah jarum.
Pada modul ini hanya akan dibahas mengenai Multi tester
model Analog.
Multi
tester analog banyak macamnya dipasaran, tetapi prinsip pengoperasiannya hampir
sama semua. Maka disini kita ambil satu contoh merk sanwa type YX 360 TRE.
Gambar
2.1 Multi Meter Analoq
|
Gambar 2.2 Multi
Meter Digital
|
Nama bagian-bagian Multi tester
Gambar 2.3 Nama
bagian Multi Tester
2.2 Pemeriksaan dan penyetelan skala nol (0).
Sebelum
menggunakan sirkuit tester anda harus pastikan bahwa jarum penunjuk ada
dibagian garis ujung sebelah kiri pada skala, bila tidak.
Putarlah
skrup penyetel jarum penunjuk dengan sebuah obeng sampai penunjuk tersebut
berada tepat pada garis ujung sebelah kiri.
Sekali
anda melakukan penyetelan pada skala nol (0), anda tidak memerlukan pengecekan
yang terlalu sering.
Gambar
2.4 Penyetelan Skala nol (0)
2.3 Mengukur Tegangan DC.
Daerah
pengukuran tegangan DC adalah dari 0 – 1000 Volt. Hubungkan kabel pengetesan
(test lead) warna merah keterminal positif tester dan kabel warna hitam ke
terminal negatif tester. Posisikan range selektor pada salah satu daerah DCV
dengan pilihan (0,5, 2,5, 10, 50, 250, 1000, Volt).
Lihat
tebel dibawah.
Range
|
Tegangan
yang dapat di ukur
|
0,5
|
0
– 0,5 Volt.
|
2,5
|
0,5
– 2,5 Volt.
|
10
|
2,5
– 10 Volt.
|
50
|
10
– 50 Volt.
|
250
|
50
– 250 Volt.
|
1000
|
250
– 1000 Volt
|
Pemilihan
range sangat menentukan keakuratan dari hasil pengukuran dan keamanan alat.
Bila range tester terlalu besar dengan tegangan yang diukur akan berakibat
tidak akurat (salah pembacaan). Bila range terlalu kecil dengan tegangan yang
diukur, akan berakibat tester rusak.
Maka
kita harus bisa memperkirakan seberapa besar tegangan yang akan kita ukur. Baru
setelah itu kita posisikan range pada posisi di atas tegangan yang diperkirakan
tadi (tegangan yang mau diukur). Bila kita tidak tahu berapa besar tegangan
yang akan diukur lebih baik kita posisikan range pada posisi yang besar lalu
kalau penunjukkan jarum sedikit (sulit dibaca), maka kita bisa mengurangi
posisi range, begitu seterusnya sampai penunjukkan jarum dapat dibaca dengan
mudah.
Dimana
cara pengukurannya dilakukan dengan memparalel alat ukur dengan beban (tegangan
beban yang mau diukur). Kabel yang berwarna merah dari terminal positif Multi
tester ke terminal positif dari sumber arus dan kabel pengetes berwarna hitam
dari terminal negatif Multi tester dihubungkan ke terminal negatif dari sumber
arus. Selanjutnya bacalah tegangan pada skala DC dengan bantuan tabel dibawah
ini.
Range
position
|
Skala
yang dibaca
|
Hasilnya
kalikan dengan
|
0,5
V
|
50
|
X
0,01
|
2,5
V
|
250
|
X
0,01
|
10
V
|
10
|
X
1
|
50
V
|
50
|
X
1
|
250
V
|
250
|
X
1
|
1000
V
|
10
|
X
100
|
|
|
Gambar 2.5 Posisi
range selektor
Pada DC Volt
|
Gambar 2.6
Pembacaan Skala
|
Contoh
Posisi selektor pada 50V DC
jarum akan menunjukkan posisi 12V DC seperti terlihat pada gambar.
2.4
Mengukur tegangan AC.
Daerah
pengukuran tegangan dari 0 – 1000 Volt, cara pembacaan sama dengan pengukuran
DC Volt, dan kabel pengetesan (tes lead) bisa dibolak balik.Tentukan selektor
pada posisi AC Volt.
Tabel
dibawah ini untuk patokan dalam hal pemilihan Range.
Range
|
Tingkat
keakuratan dan batas max pengukuran
|
10
V
|
0
– 10 V
|
20
V
|
10
– 50 V.
|
250
V
|
50
– 250 V
|
1000
V
|
250
– 1000 V
|
Bila sudah menentukan range pada
posisi AC Volt. Kemudian hubungkan kabel pengukur (test lead) secara paralel
pada bagian yang akan diperiksa dan bacalah skala VAC (ACV) yang ditunjukkan
oleh jarum penunjuk dengan bantuan tabel dibawah ini.
Range
position
|
Skala
yang dibaca
|
Hasilnya
kalikan dengan
|
AC
10 V
|
AC
10 V 10
|
X
1
|
AC
50 V
|
50
|
X
1
|
AC
250 V
|
ACV
250
|
X
1
|
AC
1000 V
|
10
|
X
100
|
|
|
Gambar 2.7 Posisi
range selektor AC Volt
|
Gambar
2.8 Pembacaan Skala AC Volt
|
Contoh :
Pembacaannya adalah 220 Volt
AC, sebab range selektornya di set pada 250 AC Volt.
2.5
Mengukur arus DC.
Volt meter dihubungkan…………………terhadap beban
Amper meter dihubungkan dengan……………………terhadap beban.
Gunakan tahanan shunt pada skala 250 mA, lalu coba seperti
gambar catat besar besar arusnya, dan pindahkan alat ukur setelah lampu.
Tentukan alat ukur yang mana pada gambar dibawah ini dan
besaran lampu yang mana yang diukur oleh alat tersebut.
Tempatkan alat ukur bila mau mengukur rugi tegangan pada
kabel positif (lihat gambar). Tentukan range selektor dan gambarkan posisi
jarum multi meter pada pengukuran dibawah.
Volt meter dihubungkan…Pararel……terhadap
beban
Amper meter dihubungkan dengan…Seri……terhadap beban.
Gunakan tahanan shunt pada skala 250 mA, lalu coba seperti
gambar catat besar besar arusnya, dan pindahkan alat ukur setelah lampu.
Tentukan alat ukur yang mana pada gambar dibawah ini dan
besaran lampu yang mana yang diukur oleh alat tersebut.
Tempatkan alat ukur bila mau mengukur rugi tegangan pada
kabel positif (lihat gambar). Tentukan range selektor dan gambarkan posisi
jarum multi meter pada pengukuran dibawah.
Tabel tersebut juga terdapat dalam alat ukur.
2.6 Perawatan Dwell
dan Tacho Meter
Mesin dengan putaran 3000 Rpm. Di manakah letak penunjukkan jarum pada alat
ukur?
Mesin dengan putaran 3000 Rpm. Di manakah letak penunjukkan jarum pada alat
ukur?
Jawab.
Timing light dengan pemajuan derajat
pengapian bila distel pada posisi 0
(nol), pemakaiannya sama dengan timing light jenis biasa.
|
*
Bila tanda timing segaris dengan
tanda 10 derajat berarti pengapian terjadi pada piston naik 10 derajat
sebelum TMA.
|
|
*
Atur atau putar knob pemajuan pengapian
pada 10 derajat. Maka tanda pada timing akan bergeser kearah 0 (nol) atau
TMA. Bukan berarti pengapian terjadi pada 0 derajat atau pada TMA, tetapi
tetap 10 derajat sebelum TMA, karena knob pemajuan putaran pada 10 derajat
|
Dengan
demikian penentuan derajat pengapian pada mesin tanpa tanda derajat adalah dengan cara memutar knob pemajuan pengapian
sampai tanda timing bertemu. Anda tinggal melihat derajat pada knob timing
tersebut.
|
*
Tanda timing pada pulli dan tanda
pada mesin segaris, pada timing light menunjuk pada 15 derajat. Berarti
pengapian pada 15 derajat sebelum piston ke TMA.
|
*
Timing light memerlukan sumber
tegangan. Maka, perhatikan tegangan pada alat ukur harus sama
dengan tegangan sumber.
*
Terjadinya nyala lampu (blitz) pada
timing light karena adanya induksi yang terjadi pada pick – up induktif oleh
arus yang mengalir pada kabel busi. Maka klem pada pick – up induktif harus
sering dibersihkan.
*
Sering terjadi gangguan pada timing
light karena kabel yang tidak beres (putus), lakukan pengecekan pada kabel yang
ke sumber baterai dan kabel tegangan tinggi yang ke silinder 1.
*
Bila perlu anda bisa melihat ke bagian
dalam dari timing light.
|
*
Buka tutup timing light
|
|
*
Bagian lampu strobo sering kali rusak
/ habis gasnya (ganti)
|
Jawab :