PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP
HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII.1. MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTS. YASMU
KECAMATAN MANYAR GRESIK
SKRIPSI
OLEH
SITI ROKHMAH
NIM.10410381
UNIVERSITAS DARUL ‘ULUM JOMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN
KONSELING
2014
PENERAPAN LAYANAN
BIMBINGAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII.1. MATA
PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DI MTS. YASMU KECAMATAN MANYAR GRESIK
SKRIPSI
Diajukan kepada
Universitas Darul ‘Ulum Jombang
untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam menyelesaikan program Sarjana
OLEH
SITI ROKHMAH
NIM.10410381
UNIVERSITAS DARUL ‘ULUM JOMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
2014
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi
Oleh Siti Rokhmah ini
telah
diperiksa dan disetujui untuk diuji.
Jombang........................
Pembimbing
I
(Dra. Widi Astuti, M.Psi)
Jombang........................
Pembimbing
II
(H. Ma’ruf M.Pd.)
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda Tangan
di bawah ini:
Nama : SITI ROKHMAH
NIM : 10410381
Jurusan/Program Studi : Bimbingan dan Konseling
Menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar tulisan saya, dan
bukan merupakan plagiasi baik sebagian atau seluruhnya.
Apabila dikemudian
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil plagiasi, baik
sebagian maupun seluruhnya, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jombang,
Yang
membuat pernyataan
SITI
ROKHMAH
ABSTRAK
Siti Rokhmah, 2014, Penerapan
Layanan Bimbingan Konseling Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1.
Mata Pelajaran Akidah Akhlak MTS. YASMU
Kecamatan Manyar Gresik. Skripsi FKIP UNDAR Jombang, Pembimbing: (i) Dra. Widi Astuti, M.Psi., (ii) Drs. H.Ma’ruf,M.Pd.
Kata
Kunci: Penerapan Layanan Bimbingan Konseling Kelompok,
Hasil Belajar
Pada dasarnya Kesulitan
belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai
hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis,
sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan hasil belajar yang dicapainya berada
di bawah semestinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi hasil
belajar mata pelajaran Aqidah Ahklak siswa kelas VII.1 dan untuk mengetahui apakah
penerapan layanan Bimbingan dan Konseling kelompok dapat meningkatkan
penguasaan materi Aqidah Ahklak pada siswa.
Berdasarkan
tingkat eksplanasi atau penjelasan, penelitian yang digunakan adalah penelitian
deskriptif, kualitatif. Peneliti melakukan penelaahan masalah dengan observasi
awal terkait fokus penelitian di Madrasah Tsanawiyah YASMU, Kecamatan Manyar
Kabupaten Gresik dimulai pada tanggal 4 Nopember 2013 s/d 11 Desember 2013.
Hasil
penilaian pada Penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak di MTS. YASMU Manyar Gresik bagi siswa kelas VII.1
mengalami permasalahan yakni siswa tidak mencapai ketuntasan minimal dalam
memahami materi yang diajarkan
Hasil penelitian diketahui untuk siswa kelas VII.1 siswa melalui
Penerapan layanan bimbingan konseling kelompok pada observasi awal didapatkan
data bahwa nilai prestasi belajar siswa adalah 68,27 dengan prosentase
ketuntasan belajar siswa adalah 48,27 % 15 siswa tidak tuntas belajar. Tahapan
I rata-rata nilai mengalami peningkatan menjadi 71,88, ketuntasan secara
klasikal 72,22 %, 9 siswa yang tidak tuntas. Hasil penilaian pada tes untuk
siswa kelas VII.1 siswa di Tahapan II rata-rata nilai 84,38. Presentasi
ketuntasan klasikal 91,67 %, 3 siswa yang tidak tuntas. Pada tahapan III Nilai
rata-rata naik menjadi 84,55. Presentasi ketuntasan klasikal tahapan III naik
menjadi 100 %, semua siswa mencapai ketuntasan belajar.
Dari hasil penelitian didapatkan data bahwa nilai prestasi belajar siswa
kelas VII.1 pada observasi awal adalah 68,27 yang mengalami peningkatan pada
tahapan I menjadi 71,88, meningkat lagi pada tahapan II menjadi 84,38 dan pada
tahapan III naik lagi menjadi 84,55 yang sehingga dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar siswa kelas VII.1 mengalami peningkatan setelah penerapan
layanan bimbingan konseling kelompok. Saran yang diberikan Hendaknya guru
selalu memotivasi siswa untuk selalu belajar di rumah materi yang akan dibahas
pada pertemuan berikutnya supaya dalam pembelajaran siswa mempunyai gambaran
materi
Perlunya kolaborasi dengan guru yang lain di dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran guna meningkatkan kualitas dan prestasi belajar yang dapat
dilakukan dengan melakukan Penelitian deskriptif kualitatif yang lebih
komprehensif.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Segala puja dan
puji syukur hanya kepada Allah Azza Wa Jalla yang telah mengaruniakan rahmat
dan berkat-Nya kepada seluruh mahkluk. Penulis memanjatkan rasa syukur yang tak
terhingga kehadirat NYA, yang telah melimpahkan kasih sayang-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Layanan Bimbingan
Konseling Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII.1. Mata Pelajaran
Akidah Akhlak MTS. YASMU Kecamatan Manyar Gresik “.
Skripsi
ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh
gelar sarjana Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Darul ‘Ulum
Jombang. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu dr. Hj. Ma’murotus Sa’diyah, M.Kes.
selaku Dekan Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Darul ‘Ulum
Jombang.
2. Bapak Dr. H.M. Ishaq M.Pd, selaku Dekan, Fakultas
keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Darul ‘Ulum Jombang.
3. Ibu Dra. Widi Astuti, M.Psi, selaku Dosen Pembimbing 1 dan Bapak Drs. H.
Ma’ruf M.Pd., selaku Dosen Pembimbing 2yang telah
banyak memberikan dorongan, masukan dan kritik demi perbaikan skripsi ini
4. Kedua orang tuaku tercinta, yang senantiasa mendoakan penulis selama menjalani dan melewati kuliah hingga
terselesaikannya skripsi ini.
5. Seluruh staf dan karyawan Fakultas keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Darul ‘Ulum Jombang.
6. Sahabat-sahabat dan seluruh teman-teman
yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih atas canda tawa,
semangat, dukungan, kritik, dan saran sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
Demi kesempurnaan skripsi ini,
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya
skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak
yang membutuhkan.
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ..................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................... ii
ABSTRAK.................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................. vi
DAFTAR ISI................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL......................................................................................... ix
BABI ..................................................................................................... PENDAHULUAN 1
A Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 4
C. Landasan Teori............................................................................ 4
1. Layanan
Bimbingan dan Konseling......................................... 4
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling .......................................... 6
3. Fungsi Bimbingan dan Konseling ........................................... 7
4. Peranan Guru dalam Bimbingan dan Konseling ..................... 9
2.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif ...................................... 11
2. Hasil belajar............................................................................. 15
D. Tujuan Penelitian......................................................................... 17
E. Manfaat Penelitian ......................................................................
BAB II METODE
PENELITIAN........................................................... 18
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ................................................. 18
B. Kehadiran Penelitian.................................................................... 18
C. Lokasi Penelitian ......................................................................... 18
D. Sumber Data................................................................................ 19
E. Metode Pengambilan Data.......................................................... 20
F. Analisis Data................................................................................ 24
G. Pengecekan Keabsahan Data....................................................... 25
BAB III PAPARAN
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN................ 28
A. Gambaran Umum Objek Penelitian............................................. 28
1.
Sistem Pendidikan dan Pengajaran.......................................... 30
2.
Landasan Hukum..................................................................... 32
3.
Visi, Misi dan Tujuan Madrasah.............................................. 33
4.
Kondisi Guru dan tenaga pendidik......................................... 38
5.Program
Yang Ada di MTS. YASMU Manyar Gresik ......... 39
6.
Program Extra yang berjalan yang sudah berjalan................... 39
B. Deskripsi Awal kondisi hasil belajar mata
pelajaran Aqidah Ahklak
siswa
kelas VII.1 di kelas............................................................ 40
Deskripsi
Penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan
Layanan
bimbingan konseling kelompok di MTS. YASMU
Manyar
Gresik................................................................................................... 44
Derskripsi
prestasi belajar siswa kelas VII di MTS. YASMU
Manyar
Gresik................................................................................................... 58
BAB IV PEMBAHASAN......................................................................... 63
Derskripsi
Hasil belajar Siswa Kelas VII.1 dengan layanan
Bimbingan
Konseling kelompok di MTS. YASMU Manyar Gresik. 63
BAB V PENUTUP................................................................................... 70
A. Kesimpulan.................................................................................. 70
B. Saran............................................................................................ 70
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Pengkodean Informan............................................................................ 21
3.1. Jumlah Siswa-Siswi MTS. YASMU Manyar
Gresik.............................. 29
3.2. Pencapaian NUM.................................................................................... 29
3.3. Data Pegawai di MTS. YASMU Manyar
Gresik................................... 39
3.4
Nilai Tes dan Prosentase ketuntasan Siswa Sebelum Penerapan layanan
bimbingan konseling kelompok di MTS. YASMU Manyar Gresik....... 42
3.5. Nilai Tes dan Prosentase ketuntasan
Tahapan I Siswa Dengan Penerapan
layanan bimbingan konseling kelompok................................................. 50
3.6. Nilai Tes dan Prosentase ketuntasan
Tahapan II Siswa Dengan Penerapan
layanan bimbingan konseling kelompok................................................. 54
3.7. Nilai Tes dan Prosentase ketuntasan
Tahapan III Siswa Dengan Penerapan
Layanan bimbingan konseling kelompok................................................ 61
4.1 Perbandingan Nilai dan Ketuntasan
Belajar Temuan awal dan Tahapan I-III
Dengan Penerapan penerapan layanan bimbingan konseling kelompok.. 65
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Keberhasilan sebuah PBM juga
dipengaruhi oleh keberadaan strategi belajar, karena merupakan hal yang aneh
apabila kita mengharapkan siswa belajar namun jarang mengajarkan mereka tentang
belajar. Kita mengharapkan siswa untuk memecahkan masalah namun tidak
mengajarkan mereka tentang pemecahan masalah. Dan sama halnya, kita
kadang-kadang meminta siswa mengingat sejumlah besar bahan ajar namun jarang
mengajarkan mereka seni menghafal. Sekarang tibalah waktunya kita membenahi
kelemahan tersebut, mengembangkan ilmu terapan tentang belajar dan pemecahan
masalah dan memori. Kita perlu mengembangkan prinsip-prinsip umum tentang
bagaimana belajar, mengingat, memecahkan masalah, dan kemudian mengemasnya
dalam bentuk pelajaran yang siap diterapkan, dan kemudian memasukkan
metode-metode ini dalam kurikulum.
|
Dinamika PBM (Proses belajar
Mengajar) mata pelajaran Aqidah Ahklak pada saat observasi awal khususnya di kelas
VII.1 pada semester 1 tahun pelajaran 2012/2013, diketahui bahwa masih banyak siswa
yang kesulitan dalam mamahami Materi Akidah Akhlak, hal ini cukup dimaklumi
karena siswa sendiri belum dapat secara optimal mencerna penjelasan dari guru
bimbingan dan konseling pada saat PBM di kelas sedang berjalan, terlebih lagi
materi pelajaran Aqidah Ahklak.
Pada dasarnya Kesulitan
belajar siswa ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai
hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis,
sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan hasil belajar yang dicapainya berada
di bawah semestinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang siswa kelas
VII.1 semeseter I (ganjil) tahun pelajaran 2012/2013 di MTS. YASMU Kecamatan
Manyar Gresik mengenai proses pembelajaran, pada materi Aqidah Ahklak,
diketahui bahwa dalam implementasinya siswa masih sering merasa kesulitan dalam
mencoba memahami materi tersebut secara optimal.
Kondisi tersebut setelah
dikaji lebih mendalam, ternyata disebabkan karena guru lebih banyak menggunakan
metode ceramah karena tuntunan untuk menuntaskan penyampaian seluruh materi
pelajaran dalam waktu yang telah ditentukan, sehingga dalam Proses Belajar
Mengajar (PBM) siswa kurang aktif dan sesekali terdapat siswa yang tidak
memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru, hal ini secara tidak langsung
dapat mempengaruhi pemahaman konsep siswa itu sendiri, padahal sebagai salah
satu madrasah yang sudah mempunyai predikat madrasah favorit dan menetapkan SKM
sebesar 75, maka pemahaman siswa terhadap mata pelajaran Aqidah Ahklak
khususnya pada Kompetensi Dasar lembaga pendidikan mampu mengatasi kesulitan
belajar yang dialami sehingga prestasi belajar dapat dipertahankan dan
dikembangkan.
Untuk mengatasi permasalahan
tersebut peneliti ingin mengembangkan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep pembelajaran
pada mata pelajaran Aqidah Ahklak khususnya pada Standar kompetensi (SK)
Mencapai kematangan dalam penguasaan ilmu, teknologi dan seni sesuai dengan
program kurikulum, persiapan karir,dan kelanjutan studi dengan persiapan yang
memadai yaitu dengan belajar yang bebas dari persoalan dan Kompetensi Dasar
lembaga pendidikan mampu mengatasi kesulitan belajar yang dialami sehingga
prestasi belajar dapat dipertahankan dan dikembangkan, dengan menerapkan
pembelajaraan kooperatif, pada materi Akidah Akhlak.
Jika acuan guru bidang studi
adalah pencapaian Standar Kompetensi Lulusan (SKL), acuan konselor adalah
Standar Kompetensi Kemandirian (SKK) yang basisnya adalah tugas-tugas
perkembangan yang harus dikuasai peserta didik dalam perkembangan moral, akademik,
pribadi-sosial, dan karier. SKK ini sesungguhnya yang harus dirumuskan oleh
konselor dan setiap satuan pendidikan sebagai dasar pengembangan program
layanan bimbingan dan konseling.
Salah satu strategi belajar
yang layak untuk dikembangkan dan diterapkan dalam PBM khususnya yang bertujuan
untuk meningkatkan Standar Kompetensi Kemandirian (SKK) di MTS. YASMU Kecamatan
Manyar Gresik adalah pembelajaraan kooperatif.
Berdasarkan kondisi tersebut
maka dalam penyusunan karya tulis ilmiah pada skripsi ini, akan mengemukakan
judul
“Penerapan Layanan Bimbingan dan Konseling
kelompok terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran aqidah ahklak MTS. YASMU Manyar”
B.
Rumusan Masalah
Permasalahan yang dialami pada
saat PBM siswa kelas VII.1 di MTS. YASMU Kecamatan Manyar Gresik secara garis
besar adalah siswa kesulitan untuk menguasai secara tuntas pelajaran bimbingan
dan konseling, khususnya pada materi pelajaran Aqidah Ahklak, yang mana guru
cenderung mengajar dengan metode klasikal, karena masalah yang diteliti merupakan
sebuah masalah yang nyata terjadi di kelas, penting dan mendesak untuk
dipecahkan. Setelah didiagnosis (diidentifikasi) masalah penelitiannya,
selanjutnya perlu dideskripsikan akar penyebab dari masalah tersebut, yaitu
perlunya penerapan strategi pembelajaran baru yang inovatif dan menarik, dalam
hal ini dengan mengunakan pembelajaraan kooperatif.
Oleh karena itu perumusan
masalah yang diajukan
1. Bagaimanakah kondisi hasil belajar mata
pelajaran Aqidah Ahklak siswa kelas VII.1 di kelas?
2. Apakah penerapan layanan Bimbingan dan
Konseling kelompok dapat meningkatkan penguasaan materi Aqidah Ahklak pada
siswa kelas VII.1?
C.
Landasan Teori
1
Layanan Bimbingan dan
Konseling
Bahwa tugas seorang konselor
adalah menyelenggarakan layanan kemanusiaan pada kawasan layanan yang bertujuan
memandirikan individu dalam menavigasi perjalanan hidupnya melalui pengembilan
keputusan tentang pendidikan, pilihan dan pemeliharaan karier untuk mewujudkan
kehidupan yang produktif dan sejahtera, serta untuk menjadi warga masyarakat
yang peduli kemaslahatan umum.melalui pendidikan. Makna melalui pendidikan
mengandung penekanan keharusan sinergi antara guru dan konselor.
Pekerjaan bimbingan dan
konseling adalah pekerjaan berbasis nilai, layanan etis normatif, dan bukan
layanan bebas nilai. Seorang konselor perlu memahami betul hakekat manusia dan
perkembangannya sebagai makhluk sadar nilai dan perkembangannya ke arah
normatif-etis. Seorang konselor harus memahami perkembangan nilai, namun
seorang konselot tidak boleh memaksakan nilai yang dianutnya kepada konseli
(peserta didik yang dilayani), dan tidak boleh meneladankan diri untuk ditiru
konselinya, melainkan memfasilitasi konseling untuk menemukan makna nilai
kehidupannya.
Pengertian bimbingan dan
konseling agar lebih mudah kita kaji satu persatu. Menurut Prayitno (1997;36)
merumuskan pengertian bimbingan yang unsur-unsur pokoknya diawali oleh
huruf-huruf yang ada dalam istilah bimbingan itu sendiri, yaitu : B = Bantuan,
I – Individidu, M = Mandiri, B = Bahan, I = Interaksi, N = Nasehat, G =
Gagasan, A = Asuhan, dan N = Norma.
Dengan memasukkan unsur-unsur
tersebut diatas dapat dirumuskan bahwa bimbingan adalah proses pemberian
bantuan kepada individu agar ia dapat mandiri dengan menggunakan bahan berupa
interaksi, nasehat, gagasan dan asuhan yang didasarkan atas norma-norma yang
berlaku.
Sedangkan yang dimaksud
konseling atau konseling atau penyuluhan adalah proses dengan mana pribadi yang
bermasalah (siswa) dibantu untuk merasa dan bertindak dalam cara-cara yang
lebih matang melalui interaksi pribadi yang tidak bermasalah (konselor) yang
menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang siswa mengembangkan
tingkah laku-tingkah laku yang memungkinkannya menjadi lebih efektif dengan
dirinya dan dengan lingkungannya.
Jadi yang dimaksud dengan
bimbingan dan konseling adalah suatu program adalah suatu program yang
bertujuan untuk membantu siwa agar dapat menemukan pemecahan sesuai dengan yang
diharapkan.
2
Tujuan Pembimbingan dan
konseling
Secara umum pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan agar setelah mendapatkan pelayanan
bimbingan dan konseling siswa dapat mencapai perkembangannya secara optimal
sesuai dengan bakat, kemampuan dan nilai-nilai yang dimiliki. Tujuan ini
dirumuskan berdasarkan kenyataan adanya perbedaan antara siswa yang satu dengan
yang lain. Sedangkan secara khusus, pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan
agar siswa dapat :
a. Memahami dirinya dengan baik, yaitu mengenal
segala kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya berkenaan dengan bakat, minat,
kemampuan, sikap dan perasaannya.
b.
Memahami lingkungannya dengan baik, yang meliputi lingkungan pendidikan,
lingkungan pekerjaan, dan lingkungan sosial masyarakat.
c. Membuat pilihan dan keputusan yang
bijaksnaa, yaitu keputusan yang dibuat atas pemahaman yang mendalam tentang
diri sendiri dan lingkungan.
d. Mengatasi masalah-masalah yang dihadapi
dalam kehidupan sehari-hari, baik disekolah maupun diluar sekolah.
Selain tujuan tersebut di
atas, dalam rangka menjawab tantangan kehidupan masa depan, yaitu adanya relavansi
program pendidikan dengan tuntutan dunia kerja, maka pelayanan bimbingan dan
konseling memenuhi tugas-tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi,
sosial, pendidikan dan karir sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman.
3
Fungsi Bimbingan dan konseling
Berdasarkan pengertian dan
tujuan yang ingin dicapai, pelayanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi
sebagai berikut :
a. Fungsi Pemahaman
Yaitu fungsi bimbingan yang
akan menghasilkan pemahaman diri yang meliputi:
1. Pemahaman tentang diri siswa, terutama
oleh siswa (termasuk didalamnya lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat
sekitar), terutama oleh siswa sendiri, orang tua, guru dan pembimbing.
2. Pemahaman tentang infomrasi termasuk
didalamnya informasi pendidikan, informasi jabatan, informasi pekerjaan dan
informasi nilai dan budaya.
b. Fungsi Pencegahan
Yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan terhindarnya siswa dari berbagai permasalahan
yang dapat mengganggu, menghambat ataupun menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam
proses perkembangannya. Beberapa kegiatan bimbingan yang dapat mengarah kepada
pemenuhian fungsi ini antara lain :
1. Pemberian orientasi dan informasi, yaitu
informasi tentang pendidikan lanjutan, cara-cara belajar yang baik, masalah
kehidupan sosial pribadi, dan peraturan-peraturan sekolah.
2. Penciptaan kondisi pendidikan yang sehat
dan menunjang, seperti melengkapi sarana dan prasarana sekolah yang memadai,
menciptakan peraturan-peraturan yang logis, dan menyelenggarakan proses belajar
mengajar yang menyenangkan.
3. Kerjasama dengan orang tua murid guna
menghasilkan kesepakatan dan kesamaan pandangan serta siap dalam melaksanakan
pendidikan bagi anak-anak mereka.
c. Fungsi Perbaikan
Yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang akan menghasilkan teratasinya berbagai masalah yang dihadapi
oleh siswa. Masalah yang dihadapi oleh siswa biasanya berupa :
1. Kesulitan dalam menangkap isi pelajaran
2. Sikap dan kebiasaan buruk dalam belajar
3. Kurang motivasi belajar
4. Tidak dapat menyesuaikan diri dengan
teman-temannya, dan sebagainya.
d. Fungsi Pengembangan
Yaitu fungsi bimbingan dan
konseling yang menghasilkan terpelihara dan
berkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif
siswa dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan.
Fungsi-fungsi tersebut
dilaksanakan seiring dengan berlangsungnya Proses Belajar Mengajar, sehingga
dapat sekaligus mengidentifikasi dan mengevaluasi keberhasilan kegiatan
pelayanan bimbingan dan konseling.
4
Peranan Guru dalam Bimbingan
dan konseling
Perbedaan sifat yang dimiliki
oleh siswa sesamanya dapat menimbulkan kesulitan, baik bagi siswa maupun guru
yang mengasuh berlangsungnya Proses Belajar Mengajar. Kesulitan yang timbul
dapat berupa terlambat belajar, gangguan emosional, salah sikap dan sebagainya.
Dengan bermacam-macam variasi yang ada pada siswa, guru dituntut untuk memiliki
kemampuan menyelenggarakan bimbingan dan konseling terhadap anak didik. Oleh
karena itu agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik maka
perlu peranan guru dalam memberikan bimbingan dan konseling. Adapun peranan
guru dalam pemberian bimbingan dan konseling di sekolah dasar adalah sebagai
berikut :
a. Membantu siswa mewujudkan tugas-tugas
perkembangannya. Menurut Havighrust, ada sejumlah tugas perkembangan yang harus
dilaksanakan, pada anak-anak tingkat sekolah dasar, yaitu :
- Mempelajari keterampilan-keterampilan fisik
yang diperlukan dalam bermain.
- Mengembangkan sikap secara keseluruhan
terhadap diri sendiri sebagai organisasi yang sedang tumbuh.
- Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya.
- Mengembangkan ketrampilan dasar dalam
membaca, menulis dan, berhitung.
- Mempelajari peranan sosial baik sebagai
wanita maupun sebagai pria.
- Mengembangkan ketrampilan dasar dalam
membaca, menulis dan menghitung.
- Mempelajari peranan sosial baik sebagai
wanita maupun sebagai pria.
- Mengembangkan konsep-konsep yang dibutuhkan
untuk kehidupan sehari-hari.
- Mengembangkan kata hati dan norma-norma.
- Mendapatkan kebebasan pribadi.
- Mengembangkan sikap-sikap terhadap
kelompok-kelompok dan badan-badan sosial.
b. Membantu memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
siswa
Siswa memiliki kebutuhan dasar
sebagaimana dikemukakan Maslow (Ngalim Purwanto, 1990;77). Bahwa secara
hirarkis ada lima tingkat kebutuhan dasar manusia. Kelima kebutuhan dasar itu
ialah:
1). Kebutuhan fisiologis
Yaitu
kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi
biologi dasar dari organisme manusia, seperti makanan, pakaian, dan perumahan.
2). Kebutuhan rasa aman
Yaitu
kebutuhan untuk terbebas dari rasa takut, terlindung dari bahaya, ancaman
penyakit, perlakuan tidak adil dan sebagainya.
3). Kebutuhan kasih sayang
Yaitu
kebutuhan untuk merasa dicintai, dimiliki serta disayangi oleh orang lain.
4). Kebutuhan penghargaan
Yaitu
kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan atas prestasi, kemampuan, kedudukan,
pangkat dan sebagainya.
5). Kebutuhan atualisasi diri
Yaitu
kebutuhan untuk menampilkan atau menunjukkan kemampuan diri secara kreatif.
c. Mengatasi kondisi rumah tangga yang kurang
menguntungkan.
Anak-anak yang memasuki sekolah dasar berasal dari
berbagai latar belakang rumah tangga yang berbeda. Ada yang orang tuanya kaya,
ada yang miskin, ada yang rumah tangganya retak dan lain-lain. Selain beberapa
hal yang telah diuraikan diatas, masih banyak lagi peranan guru di dalam
memberikan bimbingan dan konseling kepada anak didiknya.
5
Pengertian Pembelajaran
Kooperatif
Falsafah yang mendasari model pembelajaran
cooperative learning dalam pendidikan adalah falsafah homo homini socius. Falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah
makhluk sosial. Kerja sama merupakan kebutuhan yang sangat pentung artinya bagi
kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama keberhasilan dalam proses pembelajaran
tidak akan terwujud.
Alasan utama belum diterapkannya model pembelajaran
ini adalah kekhawatiran bahwa akan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak
dapat belajar jika mereka mereka ditempatkan dalam grup. Alasan lainnya adalah
karena kesan negatif dari belajar dalam kelompok. Siswa yang tekun merasa
sombong jika harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam grup mereka,
sedangkan siswa yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu grup
dengan siswa yang lebih pandai. Siswa yang tekun juga merasa temannya yang
kurang mampu hanya menumpang saja pada hasil jerih payah mereka.
Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan
bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang
sudah direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi,
pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Menurut
Eggen dan Kauchak dalam (Wardhani, 2005), model pembelajaran adalah pedoman
berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai
suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu tujuan dari
penggunaan model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama
belajar. Dengan pemilihan metode, strategi, pendekatan serta teknik
pembelajaran, diharapkan adanya perubahan dari mengingat (memorizing)
atau menghapal (roe learning) ke arah berpikir (thinking) dan
pemahaman (understanding), dari model ceramah ke pendekatan discovery
learning atau inquiry learning, dari belajar individual ke kooperatif, serta
dari subject centered ke clearer centered atau terkonstruksinya
pengetahuan siswa (Setiawan, 2005).
Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang sama
sekali baru bagi guru. Apakah model pembelajaran kooperatif itu? Model
pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan
adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai
tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika
memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta
memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan
kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nur, (2006),
semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan
dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur
penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas,
struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain. Dalam
proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif, siswa didorong untuk
bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan
usahanya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuan model
pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa
dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan
keterampilan sosial.
Menurut Nur (2006), prinsip dasar dalam pembelajaran
kooperatif sebagai berikut.
1.
Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung
jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2.
Setiap anggota kelompok (siswa) harus
mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3.
Setiap anggota kelompok (siswa) harus
membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
4.
Setiap anggota kelompok (siswa) akan
dikenai evaluasi.
5.
Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi
kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya.
6.
Setiap anggota kelompok (siswa) akan
diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif.
Masih menurut Nur dalam Setiawan (2005), ciri-ciri
model pembelajaran kooperatif sebagai berikut.
1.
Siswa dalam kelompok secara kooperatif
menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2.
Kelompok dibentuk dari siswa yang
memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan
rendah. Jika mungkin anggotakelompok berasal dari ras, budaya, suku yang
berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
3.
Penghargaan lebih menekankan pada
kelompok dari pada masing-masing individu.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi
dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling
belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi
kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai
kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain.
6
Hasil belajar
Hasil belajar peserta didik dapat diklasifikasi ke
dalam tiga ranah (domain), yaitu:
1. domain kognitif (pengetahuan atau
yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika),
2. domain afektif (sikap dan nilai
atau yang mencakup kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan
kata lain kecerdasan emosional), dan
3. domain psikomotor (keterampilan
atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan
kecerdasan musikal).
Hasil belajar siswa adalah hasil yang diperoleh dari
nilai ulangan harian, dimana ulangan-ulangan harian ini diberikan oleh guru
kepada para siswa untuk mengetahui sejauh mana taraf keberhasilan mengajar guru
dan belajar siswa (Suharsimi, 1998)
Pendapat lain menyatakan bahwa hasil belajar adalah
perubahan tingkah laku yang diakibatkan dari hasil belajar dan bentuk tingkah
laku sebagai hasil belajar dapat digolongkan sebagai berikut: Kognitif, Afektif
dan Psikomotorik
Hasil belajarmerupakan gambaran tingkat penguasaan
siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang dieksperimenkan, yang
diukur dengan berdasarkan jumlah skor jawaban benar pada soal yang disusun
sesuai dengan sasaran belajar.
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang perlu
dilakukan guna melihat sejauh mana tujuan pendidikan telah dapat dicapai atau
dikuasai oleh peserta didik dalam bentuk hasil belajar yang diperlihatkannya
setelah mereka menempuh perjalanan belajar (proses pembelajaran). Di samping
itu juga untuk mengetahui keefektifan pengalaman belajar dalam mencapai hasil
belajar yang optimal. Dengan demikian evaluasi hasil belajar diarahkan untuk
mengetahui pencapaian kompetensi profesional sesuai yang dipersyaratkan dalam
kurikulum.
Jadi dari berbagai pendapat mengenai Hasil
belajarpeneliti menyimpulkan bahwa definisi dari hasil belajar adalah
pencapaian tujuan dalam pembelajaran yang direalisasikan melalui kompetensi
yang telah diperoleh baik secara tulisan maupun perubahan tingkah laku.
Hasil belajar siswa yang dicapai dipengaruhi oleh
dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang datang
dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa
terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar sekali
pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti dikemukakan Clark
bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70 % dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30
% dipengaruhi oleh lingkungan.
Disamping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga
ada faktor lain, seperti motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan
kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Faktor
tersebut banyak menarik perhatian para ahli pendidikan untuk diteliti, seberapa
jauh kontribusi/sumbangan yang diberkan oleh faktor tersebut terhadap hasil
belajar siswa. Adanya pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis
dan wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku
individu yang diniatinya dan disadarinya. Siswa harus merasakan, adanya suatu
kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Ia harus berusaha mengerahkan segala
daya dan upaya untuk dapat mencapainya.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan hasil
belajar adalah penilaian tentang tingkat perubahan dan kemajuan seseorang
sebagai hasil dari aktifitas belajar. Kemajuan yang diperoleh tidak saja berupa
ilmu pengetahuan, tapi juga berupa kecakapan atau keterampilan.
D.
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil belajar mata
pelajaran Aqidah Ahklak siswa kelas VII.1 di kelas.
2. Untuk mengetahui penerapan layanan
Bimbingan dan Konseling kelompok dapat meningkatkan penguasaan materi Aqidah
Ahklak pada siswa.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat
Teoritis
Dapat memberikan masukan dan pengetahuan
untuk bidang psikologi tentang peranan guru pembimbing dalam meningkatkan
prestasi belajar mata pelajaran Akidah Akhlak siswa kelas VII.1 MTS. YASMU
Manyar
2. Manfaat Parktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat yang berarti bagi guru-guru Bimbingan dan Konseling dalam
melaksanakan program Bimbingan dan Konseling yang diharapkan secara langsung
berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
BAB II
|
A.
Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan atau explanatory
research, yaitu Berdasarkan pendapat Singarimbun (1995:5) penelitian
penjelasan adalah penelitian yang ditujukan untuk menjelaskan kondisi antara
variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang dirumuskan. Sedangkan
berdasarkan tingkat eksplanasi atau penjelasan, penelitian yang digunakan
adalah penelitian deskriptif. kualitatif
B.
Kehadiran Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, secara mutlak penulis
hadir di lapangan. Menurut Sugiyono (2012:5-6), peneliti sebagai human
instrument dan sekaligus sebagai pengumpul data. Pengumpulan data dalam
kehadiran peneliti ini menggunakan observasi dan wawancara. Peneliti melakukan
penelaahan masalah dengan observasi awal terkait fokus penelitian di Madrasah
Tsanawiyah YASMU, Kecamatan Manyar Kabupaten Gresik dimulai pada tanggal 4
Nopember 2013 s/d 11 Desember 2013.
C.
Lokasi Penelitian
|
D.
Sumber Data
Keberadaan sumber data diperoleh dari populasi yang
diteliti, di mana seluruh penduduk yang dimaksud untuk diselidiki disebut
populasi. Populasi dibatasi jumlah penduduk atau individu yang paling sedikit
mempunyai sifat yang sama.(Suhardjono, 2006)
Setelah penulis memahami dengan jelas tentang
masalah yang dibahas dan diteliti, maka selanjutnya penulis mencari obyek yang
menjadi sasaran populasi penelitian. Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas, obyek / subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
sebuah kesimpulan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga benda-benda
alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh
obyek atau subyek itu (Sugiyono, 2005) Dalam penelitian lokasi yang dipilih
adalah di Madrasah Tsanawiyah YASMU, Manyar Kabupaten Gresik.
Sampel dapat
didefinisikan oleh Nasir (1999) sebagai sebuah bagian dari populasi.
Pelaksanaan pengambilan sampel terhadap populasi dalam penelitian ini, teknik
yang digunakan adalah metode sensus yang merupakan pemilihan keseluruhan subyek
yang memiliki dijadikan sampel atau obyek dalam penelitian.
Agar sampel dapat
dipertanggung jawabkan, maka penulis menggunakan cara yang dikemukakan oleh
Suharsini Arikunto (2006) yaitu apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya
jika jumlah subyeknya besar dari penelitian, populasi dapat diambil 10 – 15 %
atau 20 – 25 % atau lebih. Adapun sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah seluruh jumlah siswa kelas VII.1 semester 1 di
Madrasah Tsanawiyah YASMU, Manyar Kabupaten Gresik yang berjumlah 29 siswa.
E.
Metode Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang
akurat dalam menangkap semua fenomena objek penelitian, maka dalam penelitian
ini peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai sebagai berikut :
1.
Wawancara
”Wawancara adalah metode pengambilan data
dengan cara menanyakan sesuatu kepada seseorang responden, caranya adalah
dengan bercakap-cakap secara tatap muka (Andi, 2009)”.
Wawancara terstuktur “pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang
alternatif jawabannya pun telah disiapkan (Sugiono, 2008)”, Teknik wawancara
ini dilakukan untuk memperoleh data tentang aktivitas peserta didik MTS. YASMU ,
Manyar Gresik dan manfaat yang dirasakannya. Dalam hal ini akan dilakukan
dengan wawancara mendalam (indepth interview), sehingga akan diperoleh data
yang lengkap dan akurat.
Wawancara juga dilakukan untuk siswa dengan
tujuan memperoleh informasi tambahan (sebagai bahan untuk melengkapi analisis)
tentang penerapan pembelajaran kooperatif. Hal ini sesuai dengan pendapat
Sonhaji (1994;63), bahwa tujuan penelitian adalah untuk memperoleh konstruksi
yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian, aktivitas, perasaan, motivasi.
Teknik wawancara yang dipilih untuk
mengumpulkan data, peneliti melakukan wawancara dengan kepala madrasah,
guru-guru, karyawan, siswa dan komite sekolah untuk mendapatkan informasi
tentang pembelajaran kooperatif di MTS. YASMU , Manyar Gresik. Adapun yang
dibutuhkan dari wawancara yaitu untuk menggali data tentang pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tersebut
Berikut untuk memudahkan
penyusunan laporan hasil wawancara, peneliti menyusun daftar informan sebagai
berikut
Tabel 2.1
PENGKODEAN INFORMAN
(Pada teknik Wawancara )
JABATAN
|
KODE
|
Kepala madrasah
|
WKM
|
Wakil Kepala
madrasah
|
WWKM
|
Guru
|
WGU
|
2.
Dokumentasi
Pemerolehan data melalui
kegiatan yang variabel berupa catatan, transkrip, prasasti, notulen rapat
legger, agenda, catatan peristiwa yang sudah berlalu.
“Berdasarkan beberapa pandangan tersebut,
dokumen dapat dipahami bahwa setiap catatan tertulis yang berhubungan dengan
suatu peristiwa masa lalu, baik yang dipersiapkan maupun tidak dipersiapkan
untuk suatu penelitian (Andi, 2009)”.
Melalui kajian terhadap
dokumen laporan kegiatan tahunan, bentuk-bentuk kebijakan yang tertuang dalam
Renstra yang disusun dan direncanakan setiap tahun, data hasil karya peserta
didik, peneliti mengharapkan dapat memperoleh data pelaksanaan PBM dengan
metode pembelajaran kooperatif di MTS. YASMU , Manyar Gresik.
3.
Observasi
Teknik observasi dilakukan
peneliti untuk mengamati kegiatan madrasah sehari-hari secara alami yang
dilakukan guru dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif di MTS. YASMU , Manyar
Gresik. Pengamatan tersebut dilakukan dengan cara datang ke lokasi yang diamati
seperti kegiatan kurikulum aspek kehadiran guru dikelas, kehadiran siswa
mengikuti PBM. Semua yang dilakukan peneliti untuk melihat fakta nyata yang ada
disekolah dan menguji kebenaran informasi yang disampaikan informan.
4.
Instrumen Penelitian
Pada umumnya instrument
penelitian merupakan alat untuk melakukan pengukuran terhadap fenomena-fenomena
yang ada di sekitar kita.Pada prinsipnya kegiatan penelitian adalah kegiatan
yang memerlukan pengukuran, untuk itu peneliti di dalam menerapkan metode
penelitian menggunakan instrument atau alat agar data yang diperoleh lebih
baik.Sugiyono (2011:102) menyatakan bahwa “instrument penelitian adalah suatu
alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati”.
Dalam pendekatan ini peneliti
menetapkan sendiri siapa yang akan diambil sebagai subyek penelitian, bertolak
dari asumsi bahwa sampel yang akan diambil memiliki karakteristik tertentu yang
sesuai dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data diawali dari mewawancarai
informan / responden awal melalui teknik purposive sampling. Mengutip pendapat
Sugiyono (2008) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel data
dengan pertimbangan tertentu. Sebagian besar data yang dipaparkan oleh peneliti
adalah data primer yang diperoleh langsung dari informan yang telah memberikan
informasi mengenai situasi dan kondisi latar penelitian. Sesuai dengan jenis
penelitian ini yaitu kualitatif maka, informan yang dipilih atau ditetapkan
dalam penelitian ini dengan pertimbangan bahwa informan adalah orang yang
memiliki pengetahuan khusus/ informasi khusus serta dekat dengan situasi yang
menjadi fokus penelitian
Sumber atau Subyek penelitian
dalam penelitian ini adalah semua yang dapat memberikan informasi atau data
untuk keperluan penelitian ini, “ Dalam beberapa karya tulis Metodologi
Penelitian para penulis menyebut informan atau responden sebagai subyek
penelitian bukan obyek “ ( Hamidi, 2008), yaitu :
1.
Kepala
MTS. YASMU, Manyar Gresik yaitu Kepala Madrasah Siti Muniroh, S.Pd. sebagai
penentu kebijakan, memonetor pelaksanaan program, menyediakan sarana dan
prasarana, dan merencanakan program yang turut melaksanakan supervisi,
membimbing dan memonitor pelaksanaan PBM. Koding (WKM-1)
2.
Wakil
kepala madrasah bidang kesiswaan bapak M.Alfian Yazdad, S.Pd. koding (WWKM-2)
3.
Guru
pengajar sebagai pelaksana, merencanakan pengajaran dan PBM serta
mengidentifikasi kebutuhan pembelajaran, yakni guru Akidah Akhlak ibu Hj. Enik
Machfiyatus Sholihah, S.Ag. (Koding-WG-1)
4.
Guru
Bimbingan dan Konseling Dra.Hj. Umiyah, M.Pd.I (Koding-WG-2)
F.
Analisis Data
Teknik analisis data dengan
metode deskriptif interpretative didukung dengan teori struktural fungsional,
dan fenomenologi dilakukan sepanjang proses penelitian, di mana pelaksanaan
analisis sudah mulai dilakukan sejak pengumpulan data dilakukan dan dikerjakan
secara cepat, sehingga data tidak kadaluarsa. Analisis juga dilakukan dengan
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori, dan satuan
uraian dasar sampai dapat ditemukan tema.
Tahapan analisis data sejak
pengumpulan data sampai selesainya pengumpulan data di lapangan, dapat
diurutkan sebagai berikut:
1. Penelaahan data yang telah terkumpul dari
berbagai sumber data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi, dibaca dan dipelajari serta ditelaah secara cermat.
2. Data yang telah diperoleh direduksi
sedemikian rupa sehingga tersusun secara sistematik dan lebih menampakan
pokok-pokok terpenting yang menjadi fokus penelitian ini, untuk memberikan
gambaran yang lebih mendalam terhadap permasalahan.
3. Data yang telah direduksi, disusun dalam
satuan-satuan yang berfungsi untuk menentukan atau mendifinisikan, dan
satuan-satuan yang telah dikategorikan diberikan kode-kode tertentu untuk
memudahkan pengendalian data jika diperlukan setiap saat.
G.
Pengecekan Keabsahan Data
Selanjutnya setelah analisa
data merupakan dilakukan upaya menelaah data yang diperoleh dari obserevasi,
wawancara, dan dokumentasi, kemudian data tersebut diklasifikasikan sesuai
dengan kerangka kualitatif deskriptif, yang terkait dengan pembelajaran
kooperatif di kelas VII.1 di MTS. YASMU , Manyar Gresik. melalui tindakan :
1.
Reduksi data (data reduction)
Pada tahapan ini yang
dilakukan oleh seorang peneliti adalah melakukan pemilihan dan pemilahan serta
pemusatan perhatian untuk penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data
kasar yang diperoleh.
“Reduksi data (data reduction), dalam tahap
ini peneliti melakukan pemilihan, dan pemusatan perhatian untuk penyederhanaan,
abstraksi, dan transformasi data kasar yang diperoleh”(Atwar, 2009).
Mereduksi data dalam
penelitian ini dilakukan berdasarkan hasil wawancara dengan pihak-pihak Kepala
Madrasah, Wakil Kepala Madrasah dan Guru tentang pembelajaran kooperatif,
2.
Penyajian data (data display)
Yaitu tindakan yang dilakukan
seorang peneliti untuk mengembangkan sebuah deskripsi informasi tersusun untuk
menarik kesimpulan dan keputusan pengambilan tindakan dan dalam penyajiannya
berbentuk naratif.
Penyajian data (data display). Peneliti
mengembangkan sebuah deskripsi informasi tersusun untuk menarik kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Display data atau penyajian data yang lazim digunakan
pada langkah ini adalah dalam bentuk teks naratif (Atwar, 2009).
Penyajian data /data display
tentang penerapan pembelajaran kooperatif. Penyajian data (data display)
tentang pembelajaran kooperatif dapat peneliti sajikan melalui penjelasan
tentang; perencanaan program, pelaksanaan program serta evaluasi dan hasil
program.
Sedangkan Penyajian data (
data display) tentang factor-faktor penunjang dan penghambat dalam pelaksanaan
muatan lokal fotografi dansinematografi di MTS. YASMU , Manyar Gresik, peneliti
paparkan melalui pemerolehan data dari tanggapan guru dan peserta didik.
wawasan bentuk kepedulian dan pengalaman yang peneliti gali dari semua pihak
yang terkait, dalam hal ini data dari kepala madrasah, guru dan siswa.
3.
Penarikan kesimpulan dan verifikasi (Conclusion
drawing and verification)
Menurut Atwar (2009),
Penarikan kesimpulan adalah tindakan yang dilakukan oleh seorang peneliti
dengan cara menarik kesimpulan dan melakukan verifikasi dengan mencari makna
setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan, mencatat keteraturan dan
konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dari fenomena, dan proposisi.
Penarikan kesimpulan dan verifikasi (Conclusion
drawing and verification). Peneliti berusaha menarik kesimpulan dan
melakukan verifikasi dengan mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari
lapangan, mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur
kausalitas dari fenomena, dan proporsisi (Atwar, 2009).
BAB III
PAPARAN DATA DAN TEMUAN
PENELITIAN
Bab ini menyajikan hasil penelitian dan pembahasan sesuai dengan rumusan
masalah dalam penelitian tentang Penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak
melalui layanan bimbingan konseling kelompok di MTs. YASMU Manyar Gresik. Adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah meliputi: 1) Bagaimanakah kondisi hasil belajar mata
pelajaran Aqidah Ahklak siswa kelas VII.1 di kelas? 2) Apakah penerapan layanan
Bimbingan dan Konseling dapat meningkatkan penguasaan materi Aqidah Ahklak pada
mata pelajaran Aqidah Ahklak?
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
MTS. YASMU Manyar Gresik adalah sebuah lembaga pendidikan
yang berdiri sejak tahun 1986, yang berlokasi di jalan raya Manyar Kabupaten
Gresik. Madrasah ini pada saat ini telah menempati dan memiliki lahan
pendidikan atau tanah sendiri, serta secara kelembagaan bernaung di bawah
Yayasan LP YASMU Cabang Gresik. guna memperjelas keberadaan MTS. YASMU Manyar Gresik berikut akan dikemukakan profil
dari madrasah:
|
1. Profil Madrasah
Tabel 3.1.
Jumlah
Siswa-Siswi MTS. YASMU Manyar Gresik
No.
|
Tahun Pelajaran
|
Jumlah Siswa
|
1
|
1997-1998
|
147
|
2
|
1998-1999
|
184
|
3
|
1999-2000
|
187
|
4
|
2000-2001
|
165
|
5
|
2001-2002
|
171
|
6
|
2002-2003
|
166
|
7
|
2003-2004
|
223
|
8
|
2004-2005
|
253
|
9
|
2005-2006
|
274
|
10
|
2006-2007
|
301
|
11
|
2007-2008
|
302
|
12
|
2008-2009
|
298
|
13
|
2009-2010
|
305
|
14
|
2010-2011
|
308
|
15
|
2011-2012
|
310
|
Sumber:
dokumentasi MTS. YASMU Manyar Gresik
Tabel 3.2.
Pencapaian NUM
No
|
Tahun Pelajaran
|
Rata-Rata Danem-NUM
|
Danem Tertinggi
|
Jumlah Siswa
|
Jumlah Bidang Studi
|
1
|
2005-2006
|
17,80
|
22,81
|
274
|
4
|
2
|
2006-2007
|
17,60
|
20,30
|
301
|
4
|
3
|
2007-2008
|
18,20
|
19,79
|
302
|
4
|
4
|
2008-2009
|
19,53
|
21,97
|
298
|
4
|
5
|
2009-2010
|
26,74
|
29,30
|
305
|
3
|
6
|
2010-2011
|
27,25
|
29,20
|
308
|
3
|
7
|
2011-2012
|
25,59
|
28,20
|
310
|
3
|
Sumber:
dokumentasi MTS. YASMU Manyar Gresik
1.
Sistem Pendidikan dan
Pengajaran
MTS. YASMU Manyar Gresik menggunakan sistem pembelajaran
yang sesuai dengan tingkat kemampuan usia, sehingga pembelajaran kelas VII s/d
IX berbeda, dan klasifikasi kelas disesuaikan dengan tingkat kecerdasan dan
kemampuan siswa sehingga dalam metode penyampaian materi berbeda pula. Hal ini
dilakukan semata-mata demi kepentingan siswa dalam mencapai prestasi belajar:
MTS. YASMU Manyar Gresik berdiri pada tahun 1982 di
tengah masyarakat pedesaan yang religius dan sederhana. Sebagian besar
masyarakatnya taat beragama dan sangat berharap putra-putrinya mengerti dan
menjalankan agama dengan baik. Mata pencarian masyarakat Kecamatan Manyar
Gresik pada umumnya adalah petani tambak, wiraswasta pengrajin kopyah, tas,
pudak dll (home industri). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat sosial
ekonomi yang beragam dan sebagian besar wali murid MTS. YASMU Manyar Gresik adalah tingkat sosial ekonomi
menengah ke atas dan latar pendidikan orang tua bervariasi. Sehingga dalam menopang
kemajuan pendidikan di MTS. YASMU Manyar
Gresik cukup signifikan.
Kurikulum yang
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Allah Aza wa Jalla, akhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab, untuk pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta
didik serta tuntutan lingkungan masyarakat.
Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan ( KTSP ) disusun dengan mengacu pada standar isi ( SI ) dan
Standar Kompetensi Lulusan ( SKL ) yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk
menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Penyusunan KTSP berpedoman pada
panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan ( BNSP ) dan
ketentuanlain yang menyangkut kurikulum dalam dalam UU 20 / 2003 dan PP
19/2005.
Penyusunan KTSP
sangat diperlukan untuk mengakomodasi semua potensi yang ada di daerah dan
untuk meningkatkan kualitas satuan pendidikan dalam bidang akademis maupun non
akademis, memelihara budaya daerah, mengikuti perkembangan IPTEK yang dilandasi
iman dan taqwa ( IMTAQ).
Untuk melibatkan
semua stake holder penyusunan KTSP di
MTS. YASMU Manyar Gresik melalui
beberapa tahapan yaitu:
1.
Sosialisasi KTSP dan RPS oleh LPMP Jawa Timur di ikuti oleh pengurus PPNUT,
komite Madrasah, kasek, guru, dan seluruh ketua paguyuban kelas.
2.
Pembentukan team penyusunan draff pengembangan kurikulum,alokasi waktu jam
pelajaran, dan pengembangan dari standar kompetensi ( SK) dan Kompetensi Dasar
( KD ) ke indikator yang terangkup di dokumen 1.
3.
Pembentukan Musyawarah Guru Mata Pelajaran ke 1 ( MGMP I ) untuk menyusun
pemetaan silabus, prota, promes .
4.
Musyawarah Guru Mata Pelajaran ke 2 ( MGMP 2 ) membuat Rencana Persiapan
Pembelajaran ( RPP ) Semester 1
5.
Musyawarah Guru Mata Pelajaran ke 3 ( MGMP 3 ) membuat Rencana Persiapan
Pembelajaran ( RPP ) semester 2.
6.
Sosialisasi kurikulum ke Stake Holder
: Pengurus yayasan, Komite Madrasah, dan wali murid.
7.
Finishing, study banding dan Revisi-revisi
8.
Pengesahan.
2.
Landasan Hukum
1.
Undang- Undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah.
2.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
3.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
4.
Peraturan Meteri Pendidikan Nasional RI nomor 22 tahun 2006 tentang Standar
Isi
5.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetisi Lulusan.
6.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI nomor 24 tahun 2006 tentang
pelaksanaan Standar Isi.
Sumber: Data Primer diolah (2013)
3.
Visi, Misi Dan Tujuan Madrasah
Visi
Terwujudnya Sumberdaya Siswa yang bekualitas
dalam IMTAQ dan IPTEK
Dengan Indikator:
Beriman, Bertaqwa,
dan Berakhlakul Karimah Berprestasi dibidang Iptek, Olahraga, Seni dan Budaya
Kreatif, Terampil dan Mandiri
Menjadi pilihan masyarakat
Misi
- Mewujudkan pendidikan yang adil dan merata di lingkungan Madrasah
- Mewujudkan pendidikan yang bermutu menghasilkan prestasi akademik dan non akademik.
- Mewujudkan siswa yang berakhlaqul karimah yang didasari imtaq dan Iptek.
- Mewujudkan pengeloaan yang bersifat transparan, partisipatif dan akuntabel.
- Mewujudkan lingkungan Madrasah yang ASRI ( aman, sejuk, ramah, indah )
Tujuan
Saat ini tahun pelajaran
2013/2014, ini MTS. YASMU memiliki tujuan taktis (jangka pendek), meliputi
- Memiliki peningkatan ujian akhir Madrasah sebesar 0,6 dengan penuh kejujuran.
- Bekerja keras memiliki siswa naik kelas 100 %
- Memiliki siswa yang menjadi juara 1 mata pelajaran tingkat provinsi Jatim dengan bekerja keras..
- Berjuang dan bekerja keras menjadi juara 1 Olimpiade matematika tingkat Provinsi Jatim
- Memiliki siswa juara 1 olimpiade sains tingkat jawa timur dengan bekerja keras
- Bekerja keras dan kerja sama memiliki Tim Samroh menjadi juara tingkat Kab. Gresik.
- Berjuang dan memberikan kebebasan berekspresi sehingga memiliki siswa juara 1 lukis tingkat kabupaten
- Dengan percaya diri dan kerendahan hati berjuang memiliki siswa yang menjadi juara 1 MTQ tingkat Provinsi Jatim.
- Dengan bekerja sama semua guru melaksanakan PAKEM untuk seluruh kelas.
- Seluruh siswa didik dapat membaca Al Qur’an dengan tartil dan bertajwid (hafal surat – surat pendek Juz amma ) dengan penuh kerendahan hati
- Seluruh siswa didik hingga kelas IX mampu berpidato / apresiasi seni dengan baik. dan percaya diri.
- Dengan keteladanan guru, Seluruh siswa didik mampu menjalankan sholat fardhu dengan baik dan benar.
- Dengan penuh kerendahan hati menjadi Madrasah rujukan tamu Dinas Pendidikan Nasional.
- Mengantarkan dengan jujur dan kerja keras siswa didik melanjutkan ke SMA/MA favorit 90 %.
- Dengan rasa bahagia menjadi Madrasah berstandart Nasional
- Memiliki tim olah raga atletik yang berprestasi tingkat jawa timur
- Berjuang dan bekerja keras memiliki juara 1 bidang studi bahasa inggris tingkat kabupaten
Motto :
Berfikir dan
berdzikir untuk meraih prestasi dunia akherat.
Keberadaan MTs.
YASMU Manyar Gresik dalam menjalankan
aktivitas sebagai lembaga pendidikan, maka tidak dapat terlepas dari program
nasional pendidikan yang ditetapkan Dinas Pendidikan, maupun Departemen Agama,
sehingga pihak pengelola lembaga MTs. YASMU
Manyar Gresik berupaya untuk mendedikasikan kemampuan dan
profesionalismeny dengan mengikuti ketentuan-ketentuan sesuai dengan
perkembangan kurikulum, silabus, dan diimplementasikan dalam RPP oleh para guru
di kelas.
- Kurikulum
Kurikulum adalah
seperangkat encana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
- Kurikulum tingkat Satuan Pendidikan
KTSP adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender
pendidikan dan silabus.
- Silabus
silabus adalah
rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran / tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok /
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber / bahan, alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi
dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
- Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Perencanaan proses
pembelajaran meluputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat
sekurang –kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber
belajar, dan penilaian hasil belajar.
- Kompetensi adalah kemampuan bersikap bepikir dan bertindak secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap,dan keterampilan yang dimilikioleh peserta didik.
- Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan : Standar Komptensi Lulusan meluputi kompensi untuk seluruh mata pelajaran atau seluruh kelompok mata pelajaran.
- Standar Kompetensi Mata Pelajaran adalah kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambakrkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat dan atau semester untuk mata pelajaran tertentu.
- Standar Kompetensi adalah ualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada stiap tingkat atau semester : Standar kompetensi terdiri atas sejumlah kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara nasional.
- Kompetensi Dasar merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan utnuk menyusun indikator kompetensi.
- Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi lulusan serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
- Sistem paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku pada satuan pendidikan yang dimaksud.
- Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik utnuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi dan atau kemampuan lainnyua pada kegiantan tatap muka. Waktu penyelesaian penugasan terstrktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan dan percepatan.
- Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata pelajaran atau kemampuan lainnya yang yang waktu penyelesaiannya diatur sndiri oleh peserta didik.
- Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajran peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
- Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pembelajaran yang bertujuan untuk pengembangan diri dalam minat, bakat seseorang anak didik, sehingga diharapkan siswa mengetahui tingkat potensi diri yang perlu ditumbuh kembangkan.
4.
Kondisi Guru dan tenaga
pendidik
Berikut juga akan
dikemukakan data pegawai dan status kepegawaian staf yang ada di MTS. YASMU Manyar Gresik antara lain:
Tabel 3.3.
Data Pegawai di MTS.
YASMU Manyar Gresik
Guru Kategori
|
Jumlah
|
Keterangan
|
GT
|
17 orang
|
|
GTT yayasan
|
10 orang
|
|
Guru Bantu
|
4 orang
|
|
Staf Tata Usaha (PNS)
|
2 orang
|
|
Pegawai Tidak Tetap
|
1 orang
|
|
Jumlah
|
34 orang
|
|
Sumber: Kurikulum MTS. YASMU Manyar Gresik
Siswa peserta
didik MTS. YASMU Manyar Gresik memiliki 310
siswa peserta didik, MTS. YASMU Manyar
Gresik Gedung sekolah berdiri pada areal seluas ± 1. 800 m.2.
5.
Program Yang Ada di MTS. YASMU
Manyar Gresik
Pelaksanaan
program pendidikan di MTS. YASMU Manyar
Gresik, secara umum hampir sama dengan pondok pesantren-pondok pesantren yang berada
di bawah naungan Nahdlatul Ulama, yang secara umum dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Pembinaan siswa dan guru
2. Home Visit bagi siswa yang bermasalah
3. Beasiswa anak yatim dan miskin
4. Out Bond
5. Menghafal juz 30 dan surat waqi’ah
6.
Program Extra yang berjalan
yang sudah berjalan
1.
Qiro’ah
2.
Kursus kitab kunig
3.
Sholawat
4.
Kursus Bahasa arab
5.
Kursus Bahasa inggris
6.
Qosidah modern
7.
Olahraga Prestasi
8.
Khitobah
B. Deskripsi Awal kondisi hasil belajar mata pelajaran Aqidah Ahklak siswa kelas VII.1 di kelas
Untuk menyajikan
data penelitian tentang penerapan layanan bimbingan konseling kelompok, data
penelitian yang dikumpulkan dengan menggunakan tes untuk siswa kelas VII.1 .
Untuk mengetahui bagaimana hasil tes untuk siswa kelas VII.1 yang peneliti
lakukan pada siswa kelas VII.1 siswa setelah penerapan layanan bimbingan
konseling kelompok dengan hasil tes untuk siswa kelas VII.1 sebelum penerapan layanan
bimbingan konseling kelompok, dimana dalam tes untuk siswa kelas VII.1 sudah
ditentukan dalam penilaian untuk tes dengan nilai skala puluhan.
Pelaksanaan
pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai metode salah
satunya adalah wawancara dengan para informan, yakni para guru dan karyawan di MTS.
YASMU Manyar, hasil temuan wawancara
dengan guru mata pelajaran Akidah Akhlak yakni ibu Hj. Enik Machfiyatus
Sholihah, S.Ag. dengan kode informan/ koding (WG-1) berkaitan dengan
pelaksanaan kondisi prestasi belajar Akidah Akhlak siswa di madrasah, adapun
hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 4 Nopember 2013 di ruang guru MTS.
YASMU Manyar adalah sebagai berikut:
Pelaksanaan
pencapaian prestasi belajar siswa Berdasarkan hasil kemampuan belajar yang
dicapai siswa dalam PBM (proses belajar mengajar) di madrasah ini didasarkan
dari penggunaan metode pembelajaran yang dipakai di dalam kegiatan belajar
mengajar. Penggunaan metode pembelajaran tersebut terbagi dalam dua jenis
yaitu, (1) Sebelum penerapan layanan bimbingan konseling kelompok dan (2) Saat
penerapan layanan bimbingan konseling kelompok, di mana untuk dapat mencapai
dan menjawab tujuan dalam penelitian ini, maka sampel yang diteliti adalah siswa
kelas VII.1 MTS. YASMU Manyar Gresik
yang berjumlah 29 siswa. Nilai SKM (Standar Ketuntasan Minimal) untuk tes bagi siswa
kelas VII.1 menjawab soal dan praktek tentang materi Akidah Akhlak di kelas
tersebut diketahui rata-rata kelas adalah 68,27.(WG-1/01)
Temuan data
wawancara tersebut ditindaklanjuti oleh bapak M.Alfian Yazdad, S.Pd. dengan memberikan data berupa dokumen hasil
tes, yang diperoleh siswa inilah yang akan digunakan sebagai penguat data
tersebut kita dapat mengetahui nilai kemampuan siswa kelas VII.1, sehingga data
yang disajikan adalah nilai rata-rata dari hasil tes. Dan teknik ini digunakan
dengan alasan untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel mengenai
variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Secara rinci jawaban
siswa terhadap pertanyaan mengenai hasil tes akan dipaparkan dalam bentuk dalam
tabel sebagai berikut :
Tabel 3.4
Nilai Tes dan Prosentase
ketuntasan
Siswa Sebelum Penerapan layanan bimbingan konseling
kelompok di MTS. YASMU Manyar Gresik
No
|
Nama Siswa
|
Observasi Awal
|
|
Nilai
|
KTN
|
||
1
|
Aminuddin Rais
|
65
|
T
|
2
|
Ahmad Dwi
|
80
|
T
|
3
|
Ais Amalia T
|
75
|
T
|
4
|
Alifia Miftahur R
|
75
|
T
|
5
|
Ayunda RF
|
60
|
TT
|
6
|
Adetya E.A.
|
75
|
T
|
7
|
Arie YP.
|
80
|
T
|
8
|
Ahmad LR
|
75
|
T
|
9
|
Afianti K
|
80
|
T
|
10
|
Akbar A
|
55
|
TT
|
11
|
Bintang L
|
75
|
T
|
12
|
Dwi Hariyanti
|
75
|
T
|
13
|
Ferina KA.
|
55
|
TT
|
14
|
Fajar RN
|
80
|
T
|
15
|
F.Ainunnida
|
60
|
TT
|
16
|
Fatimah TR.
|
65
|
TT
|
17
|
Gunawan JS.
|
70
|
TT
|
18
|
Hawara NY
|
65
|
TT
|
19
|
Alimi O
|
70
|
TT
|
20
|
Iqbal AI.
|
60
|
TT
|
21
|
Laila DN
|
75
|
T
|
22
|
Cikita D
|
75
|
T
|
23
|
M.Rizal F
|
55
|
TT
|
24
|
M.Sony Gunawan
|
75
|
T
|
25
|
M.Ilham A
|
60
|
TT
|
26
|
M.Fatkur R
|
60
|
TT
|
27
|
M.Faisol R
|
55
|
TT
|
28
|
M.Rizqi
|
60
|
TT
|
29
|
M.Hidayat P
|
70
|
TT
|
Rata-rata
|
68,27
|
|
|
Ketuntasan Belajar
|
|
48,27
|
Sumber: Data
Primer diolah (2013)
Berdasarkan data
tabel tersebut di atas, maka diketahui bahwa rata-rata prestasi belajar siswa
sebelum penerapan layanan bimbingan konseling kelompok nilai rata-rata tes
untuk siswa kelas VII.1 siswa adalah 68,27 dengan prosentase ketuntasan belajar
adalah 48,27%.
Keberadaan hasil
belajar siswa kelas VII.1 pada mata pelajaran Akidah Akhlak juga diperoleh dari
informan kepala madrasah yakni ibu Siti Muniroh, S.Pd, adapun pertanyaan yang
diajukan peneliti adalah bagaimanakah deskripsi penguasaan materi pelajaran
Aqidah Ahklak pada siswa kelas VII.1 koding untuk rumusan masalah ke satu ini
adalah (R-1), hasil wawancara adalah sebagai berikut:
“Kondisi
pelaksanaan penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan layanan bimbingan
konseling kelompok yang dilakukan di madrasah kita tercinta ini, dapat saya
jelaskan secara umum, tidak terlepas dari berbagai upaya dan partisipasi
seluruh warga belajar di MTS. YASMU Manyar Gresik. Khususnya para dewan guru dan
karyawan di madrasah ini, yang telah mencurahkan segenap kemampuannya selain
melaksanakan kewajiban dalam bekerja, selain itu dukungan wali murid dan komite
madrasah juga cukup signifikan.
Program penguasaan
materi pelajaran Aqidah Ahklak awalnya adalah dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran klasika, tetapi hasil diskusi guru mata pelajaran Akidah Akhlak (ibu
Hj. Enik Machfiyatus Sholihah, S.Ag.) yang mana siswa cenderung mengalami
kesulitan serta tidak tuntas dalam pencapaian SKM, maka hasil sharing
kami sepakat untuk mencoba menerapkan metode pembelajaran inovasi selain dengan
metode klasikal tersebut. (WKM.1/01)
Hal tersebut
menunjukkan bahwa kondisi hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak pada siswa
kelas VII.1 sedang mengalami permasalahan yakni tidak tercapainya hasil belajar
siswa
C. Deskripsi Penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan bimbingan konseling kelompok di MTS. YASMU Manyar Gresik
Pelaksanaan Penguasaan
materi pelajaran dengan Layanan bimbingan konseling kelompok ini dilakukan oleh
guru Bimbingan dan Konseling sejak tahun pelajaran 2013/2014, hingga saat ini
yakni tahun pelajaran 2013/2014, program Penguasaan materi pelajaran Aqidah
Ahklak dengan Layanan bimbingan konseling kelompok yang dilaksanakan oleh
guru-guru di MTS. YASMU Manyar Gresik
sudah memiliki perencanaan yang sudah disiapkan dan disetujui oleh pihak kepala
madrasah.
Data yang terkait
dengan pelaksanaan Penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan
bimbingan konseling kelompok di MTS. YASMU Manyar Gresik, diperoleh peneliti dari
berbagai sumber, yang salah satunya adalah menggunakan metode wawancara.
Berkaitan dengan pelaksanaan program penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak
dengan layanan bimbingan konseling kelompok informan yang pertama kali di temui
adalah pihak kepala madrasah, yakni ibu Siti Muniroh, S.Pd dengan kode informan
(WKM-01), wawancara dilakukan pada tanggal 9 Nopember 2013, proses wawancara
dilakukan di ruang kepala madrasah.
Salah satu langkah
dalam mengupayakan peningkatan hasil belajar mata pelajaran Akidah Akhlak pada
siswa kali (siswa kelas VII.1) adalah dengan menerapkan layanan Bimbingan dan
Konseling kelompok, dengan layanan bimbingan konseling kelompok di madrasah
kita dilakukan dengan perencanaan yang berkesinambungan dan selalu diperbaharui
dalam setiap periode pelaksanaannya, secara umum Penguasaan materi pelajaran
Aqidah Ahklak dengan Layanan bimbingan konseling kelompok dilakukan dengan
menyiapkan berbagai prasarana yang meliputi perangkat-perangkat pembelajaran
yang meliputi:
1. Rencana layanan bimbingan
konseling kelompok
2. Daftar nama siswa kelas VII.1
3. Penerapan layanan bimbingan
konseling kelompok
4. Soal tes bagi siswa kelas
VII.1
5. Evaluasi.
Dengan perangkat
pembelajaran tersebut maka kegiatan pendahuluan dapat dikerucutkan sebagai berikut
: Apersepsi, Memberikan motivasi dan pre test pada siswa. (WKM-1/02)
Berdasarkan
pemaparan dari hasil wawancara dengan ibu Siti Muniroh, S.Pd , dapat diketahui
bahwa pelaksanaan Penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan
bimbingan konseling kelompok di MTS. YASMU Manyar, dilakukan secara klasikal, ternyata
siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang diajarkan..
Tahapan
selanjutnya yang dikemukakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah mengetahui
berbagai aktivitas guru dalam pelaksanaan Penguasaan materi pelajaran Aqidah
Ahklak dengan Layanan bimbingan konseling kelompok, guna memperjelasnya akan
dikemukakan hasil wawancara dengan guru yang berkecimpung langsung dalam
pelaksanaan Penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan bimbingan
konseling kelompok tersebut.
Wawancara dalam
mengetahui kondisi Penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan
bimbingan konseling kelompok sesuai dengan rumusan masalah kedua dalam penelitian
ini (kode wawancara R-2) dilakukan dengan guru Bimbingan dan Konseling yakni ibu
Dra.Hj. Umiyah, M.Pd.I, kode informan (WG-2) pada tanggal 27 Nopember 2013 di
ruang guru, hasilnya adalah sebagai berikut:
Kegiatan yang
dilakukan guru pada saat penerapan layanan bimbingan konseling kelompok antara
lain :
1. Menentukan penjajakan berbagai
masalah atau kesulitan belajar yang sedang dihadapi oleh para siswa, baik
sebagai individu maupun sebanyak kelompok.
2. Melakukan studi tentang
berbagai faktor penyebab terjadinya masalah atau kesulitan belajar yang
dihadapi siswa, selanjutnya menetapkan satu atau beberapa faktor yang diduga
paling determinan terhadap terjadinya masalah belajar tersebut.
3. Menetapkan cara-cara atau
metode yang akan digunakan untuk melakukan Layanan bimbingan konseling kelompok
kepada para siswa.
4. Melakukan Layanan bimbingan
konseling kelompok dalam bentuk bantuan, arahan, petunjuk, gerakan, dan
sebagainya sesuai dengan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Siswa sendiri yang memecahakan
masalah atau kesulitan belajar yang sedang dialaminya.
6. Memisahkan siswa yang telah
dibimbing dan mengembalikannya ke dalam kelas semula.
7. Mengadakan evaluasi sebelum
kegiatan pembelajaran ditutup pada tahapan ini diadakan tes soal. Tes bagi siswa
kelas VII.1 menjawab soal dan praktek tentang kreatifitas, wawasan umum, kemampuan berbahasa inggris dan kemampuan
dalam kesenian
Dengan harapan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dewan guru membimbing
siswa melakukan Penerapan layanan bimbingan konseling kelompok, memberikan
bantuan bila diperlukan, dan mengawasi kegiatan siswa. Setelah diadakan kuis
guru memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh skor atau nilai
tertinggi. Kemudian ditutup dengan memberikan kesimpulan. (WG-2/02)
Temuan di atas
menunjukkan bahwa penerapan Penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan
bimbingan konseling kelompok di MTS. YASMU Manyar sudah dilakukan dengan baik oleh dewan
guru yang berkecimpung dan terlibat langsung dalam pelaksanaan program
tersebut.
Sesuai hasil
pengamatan pada pelaksanaan Penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan
bimbingan konseling kelompok yang telah dilakukan selanjutnya dievaluasi/
refleksi dengan ditemukan hambatan pada pelaksanaan tersebut, yaitu kebanyakan
siswa ada yang belum optimal dalam memahami pembelajaran dalam kelas yang
dilakukan oleh guru sedangkan ada juga siswa yang sudah memahami dari arti
pembelajaran yang penerapan layanan bimbingan konseling kelompok. Guru masih
belum memperhatikan seluruh siswa dengan seksama sehingga beberapa siswa masih
dapat bergurau dan tidak serius dalam pembelajaran. Selain itu guru masih
kurang kreatif dalam memberikan penjelasan dalam menyampaikan materi pelajaran
sehingga siswa masih merasa kebosanan dalam pembelajaran.
Tahapan-tahapan
dalam pelaksanaan Penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan
bimbingan konseling kelompok di MTS. YASMU Manyar secara spesifik akan diperjelas oleh
temuan-temuan dalam penelitian ini yang akan dikemukakan secara runtut adalah
meliputi, Bagian ini akan menyajikan data nilai tes saat penerapan layanan
bimbingan konseling kelompok pada siswa kelas VII.1 , maka data penelitian yang
dikumpulkan untuk mengetahui prestasi belajar siswa kelas VII.1 melalui
Penerapan layanan bimbingan konseling kelompok dengan mengadakan test, meliputi
tes untuk siswa kelas VII.1 yang dilaksanakan setelah adanya pembelajaran
dengan menggunakan tahapan 1 sampai 3.
Berdasarkan
keterangan di atas terhadap instrumen yang diajukan mengenai keberadaan siswa
dalam penggunaan putaran siklus, maka berikut ini akan dikemukakan pemaparan
data mengenai pelaksanaan layanan bimbingan konseling kelompok dan nilai tes siswa
kelas VII.1 dalam penggunaan tahapan I sampai III adalah sebagai berikut :
Bagian ini akan memaparkan
nilai rata-rata tes untuk siswa kelas VII.1 melalui pengumpulan data dokumenter
oleh peneliti pada pelaksanaan Penelitian deskriptif kualitatif, khususnya pada
tahapan I melalui Penerapan layanan bimbingan konseling kelompok di MTS. YASMU Manyar Gresik.
Selain itu peneliti kembali melakukan
wawancara dengan guru Akidah Akhlak kelas VII.1 yakni ibu Hj. Enik Machfiyatus
Sholihah, S.Ag., yang relevan dengan rumusan masalah ke dua dalam penelitian ini,
wawancara tahap ke dua dilaksanakan di Mushopla madrasah pada tanggal 18
Nopember 2013 setelah sholat Dhuhur.
Pelaksanaan
pembelajaran dengan layanan Bimbingan dan Konseling kelompok pada siswa kelas
VII.1 memang sebelumnya sebagai guru kita konsultasikan kepada pihak kepala
madrasah (Ibu Siti Muniroh) kartena akan melibatkan guru Bimbingan dan
Konseling, Alhamdulillah beliau menyetujui dan guru Bimbingan dan Konseling
(Dra.Hj. Umiyah, M.Pd.I) juga menyetuji untuk membantu dalam pelaksanaannya
secara penuh.
Pada tahap awal
dapat diketahui bahwa siswa memang agak canggung dengan pembelajaran
menggunakan layanan Bimbingan dan Konseling kelompok, tetapi dengan arahan dan
petunjuk yang benar di guru bkls serta saya selaku guru mata pelajaran Akidah
Akhlak maka kesulitan dalam memahami pembelajaran dengan metiode layanan
Bimbingan dan Konseling kelompok tersebut dapat diadaptasi siswa dengan baik...
Malah
alhamdulillah hasilnya juga menunjukkan peningkatan pencapaian ketuntasan kelas
minimal.(WG-1/02)
Temuan data yang mengemukakan
perkembangan pelaksanaan Penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan
bimbingan konseling kelompok akan di bagai dalam beberapa data dokumenter yang
juga akan diperjelas dengan hasil wawancara yang telah dilakukan baik pada
tahap I sampai tahap III, berikut dipaparkan data nilai rata-rata prestasi
belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5
Nilai Tes dan Prosentase
ketuntasan Tahapan I
Siswa Dengan Penerapan layanan bimbingan konseling
kelompok
No
|
Nama
|
Putaran I
|
|
Nilai
|
Tuntas
|
||
1
|
Aminuddin Rais
|
75
|
T
|
2
|
Ahmad Dwi
|
86
|
T
|
3
|
Ais Amalia T
|
87
|
T
|
4
|
Alifia Miftahur R
|
75
|
T
|
5
|
Ayunda RF
|
60
|
TT
|
6
|
Adetya E.A.
|
75
|
T
|
7
|
Arie YP.
|
75
|
T
|
8
|
Ahmad LR
|
75
|
T
|
9
|
Afianti K
|
75
|
T
|
10
|
Akbar A
|
60
|
TT
|
11
|
Bintang L
|
80
|
T
|
12
|
Dwi Hariyanti
|
75
|
T
|
13
|
Ferina KA.
|
60
|
TT
|
14
|
Fajar RN
|
75
|
T
|
15
|
F.Ainunnida
|
60
|
TT
|
16
|
Fatimah TR.
|
75
|
T
|
17
|
Gunawan JS.
|
75
|
T
|
18
|
Hawara NY
|
75
|
T
|
19
|
Alimi O
|
75
|
T
|
20
|
Iqbal AI.
|
60
|
TT
|
21
|
Laila DN
|
80
|
T
|
22
|
Cikita D
|
75
|
T
|
23
|
M.Rizal F
|
60
|
TT
|
24
|
M.Sony Gunawan
|
75
|
T
|
25
|
M.Ilham A
|
60
|
TT
|
26
|
M.Fatkur R
|
60
|
TT
|
27
|
M.Faisol R
|
60
|
TT
|
28
|
M.Rizqi
|
60
|
TT
|
29
|
M.Hidayat P
|
75
|
T
|
Rata-rata
|
71,88
|
|
|
Ketuntasan Belajar
|
|
72,22
|
Keterangan :
N : Nilai T : Tuntas
Ktn :
Ketuntasan TT : Tidak Tuntas
Nilai tes untuk siswa
kelas VII.1 setelah mendapat layanan bimbingan konseling kelompok rata-rata
yang dicapai pada tahapan I mencapai 71,88. Ketuntasan klasikal pada tahapan I
yang penerapan layanan bimbingan konseling kelompok” meningkat menjadi 72,22 %.
Siswa yang tidak tuntas pada tahapan I sebanyak 10 anak.
Berdasarkan hasil
pengamatan yang telah dilakukan dapat di evaluasi/ refleksi dengan ditemukan
hambatan bahwa siswa yang belum paham dengan pembelajaran harus dioptimalkan
dan guru terlalu banyak menjelaskan materi yang dilakukan dalam kelas sehingga
dianggap menyita waktu kegiatan belajar mengajar maka pada tahapan berikutnya
penjelasan guru perlu dikurangi. Pelaksanaan pembelajaran harus mendapat
perhatian yang serius dari guru dan proses penyampaian materi harus dengan
variasi yang banyak.
Tahapan II
Bagian ini akan
memaparkan nilai rata-rata tes untuk siswa kelas VII.1 pada pelaksanaan
Penelitian deskriptif kualitatif tahapan II melalui Penerapan layanan bimbingan
konseling kelompok di MTS. YASMU Manyar
Gresik.
Rencana
pembelajaran tidak jauh beda dengan tahapan I tetapi pada tahapan II ini
penjelasan guru dikurangi agar tidak terlalu banyak menyita waktu. Berdasarkan
refleksi pada tahapan I maka siswa yang masih belum paham dari sistem
pembelajaran dengan penerapan layanan bimbingan konseling kelompok diberi
pemahaman agar nantinya siswa biar mudah untuk mencernanya.
Dalam pelaksanaan
ini salah satunya adalah tindakan guru yaitu pada tahapan II ini sesuai dengan
yang direncanakan pada pengalaman pembelajaran yang telah dilakukan pada
tahapan I tetapi pelaksanaannya sama dengan tahapan I, sehingga tidak banyak
memakan waktu. Sebelum kegiatan pembelajaran selesai diadakan kuis (tes) dan
pemberian penghargaan kepada siswa yang memperoleh nilai terbaik.
Temuan hasil
wawancara selanjutnya yaitu berupa aktivitas kegiatan PBM yang dilakukan guru Bimbingan
dan Konseling yakni ibu Dra.Hj. Umiyah, M.Pd.I (WG-2) pada saat penerapan layanan
bimbingan konseling kelompok dalam tahapan I antara lain :
Kami para guru
memiliki beberapa aplikasi tindakan yang disepakati untuk ditetapkan kepada
para siswa dalam membina kualitas prestasi belajar mereka, yang mana tindakan
tersebut secara garis besar, dapat saya kemukakan sebagai berikut:
1. Menentukan penjajakan berbagai
masalah atau kesulitan belajar yang sedang dihadapi oleh para siswa, baik
sebagai individu maupun sebanyak kelompok.
2. Melakukan studi tentang
berbagai faktor penyebab terjadinya masalah atau kesulitan belajar yang
dihadapi siswa, selanjutnya menetapkan satu atau beberapa faktor yang diduga
paling determinan terhadap terjadinya masalah belajar tersebut.
3. Menetapkan cara-cara atau
metode yang akan digunakan untuk melakukan Layanan bimbingan konseling kelompok
kepada para siswa.
4. Melakukan Layanan bimbingan
konseling kelompok dalam bentuk bantuan, arahan, petunjuk, gerakan, dan
sebagainya sesuai dengan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Siswa sendiri yang memecahakan
masalah atau kesulitan belajar yang sedang dialaminya.
6. Memisahkan siswa yang telah
dibimbing dan mengembalikannya ke dalam kelas semula.
7. Mengadakan evaualsi sebelum
kegiatan pembelajaran ditutup pada tahapan II ini diadakan tes soal. Tes bagi siswa
kelas VII.1 menjawab soal dan praktek tentang kreatifitas, wawasan umum, kemampuan berbahasa inggris dan kemampuan
dalam kesenian
Dengan harapan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Guru membimbing siswa
melakukan Penerapan layanan bimbingan konseling kelompok, memberikan bantuan
bila diperlukan, dan mengawasi kegiatan siswa. Setelah diadakan kuis guru
memberikan penghargaan kepada siswa yang memperoleh skor atau nilai tertinggi.
Kemudian ditutup dengan memberikan kesimpulan. (WG-2/02).
Berdasarkan hasil
wawancara tersebut diketahui bahwa siswa memang secara intens dibina dan
diarahkan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas mereka secara individual dan
menyenangkan dalam mengembangkan potensi dan bakat yang dimiliki oleh
masing-masing siswa .
Dokumentasi dari
pelaksanaan PBM untuk Penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan
bimbingan konseling kelompok yang diperoleh dari temuan penelitian ini yang
berupa hasil pelaksanaan layanan bimbingan konseling kelompok dan tes untuk siswa
kelas VII.1 dalam tahapan II didapatkan data nilai rata-rata prestasi belajar
siswa adalah:
Tabel 3.6
Nilai Tes dan Prosentase
ketuntasan Tahapan II
Siswa Dengan Penerapan layanan bimbingan konseling
kelompok
No
|
Nama
|
Putaran II
|
|
Nilai
|
Tuntas
|
||
1
|
Aminuddin Rais
|
81
|
T
|
2
|
Ahmad Dwi
|
94
|
T
|
3
|
Ais Amalia T
|
93
|
T
|
4
|
Alifia Miftahur R
|
85
|
T
|
5
|
Ayunda RF
|
75
|
T
|
6
|
Adetya E.A.
|
90
|
T
|
7
|
Arie YP.
|
85
|
T
|
8
|
Ahmad LR
|
85
|
T
|
9
|
Afianti K
|
85
|
T
|
10
|
Akbar A
|
70
|
TT
|
11
|
Bintang L
|
90
|
T
|
12
|
Dwi Hariyanti
|
95
|
T
|
13
|
Ferina KA.
|
80
|
T
|
14
|
Fajar RN
|
85
|
T
|
15
|
F.Ainunnida
|
75
|
T
|
16
|
Fatimah TR.
|
90
|
T
|
17
|
Gunawan JS.
|
85
|
T
|
18
|
Hawara NY
|
85
|
T
|
19
|
Alimi O
|
85
|
T
|
20
|
Iqbal AI.
|
70
|
TT
|
21
|
Laila DN
|
90
|
T
|
22
|
Cikita D
|
95
|
T
|
23
|
M.Rizal F
|
80
|
T
|
24
|
M.Sony Gunawan
|
85
|
T
|
25
|
M.Ilham A
|
75
|
T
|
26
|
M.Fatkur R
|
70
|
TT
|
27
|
M.Faisol R
|
80
|
T
|
28
|
M.Rizqi
|
75
|
T
|
29
|
M.Hidayat P
|
90
|
T
|
Rata-rata
|
84,38
|
|
|
Ketuntasan Belajar
|
|
91,67
|
Keterangan :
N : Nilai T : Tuntas
Ktn : Ketuntasan TT : Tidak Tuntas
Pada tahapan II
ketuntasan belajar secara klasikal 91,67 % dan nilai rata-rata tahapan II
84,38. Siswa yang tidak tuntas pada tahapan II ada 3 anak. Hal ini membuktikan
adanya sebuah peningkatan prestasi belajar dalam penerapan layanan bimbingan
konseling kelompok.
Sesuai hasil
pengamatan pada tahapan II yang telah dilakukan dan evaluasi/ refleksi dengan
ditemukan hambatan pada tahapan II khususnya hasil wawancara dengan wakil
kepala madrasah bidang kesiswaan yang membimbing langsung pelaksanaan pembinaan
terhadap siswa diketahui dari hasil wawancara dengan bapak M.Alfian Yazdad,
S.Pd. (WWKM-2) temuan datanya adalah
sebagai berikut:
Hasil pencapaian
pelaksanaan Penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan bimbingan
konseling kelompok untuk semester ini, bahwa khusus untuk tahap II, program
tersebut diketahui masih ada siswa ada yang belum optimal atau kurang serius
dalam memahami pembelajaran dalam kelas yang dilakukan oleh guru sedangkan ada
juga siswa yang sudah memahami dari arti pembelajaran yang penerapan layanan
bimbingan konseling kelompok. Guru masih belum memperhatikan seluruh siswa
dengan seksama sehingga beberapa siswa masih dapat bergurau dan tidak serius
dalam pembelajaran. Dalam tahapan II guru sudah cukup kreatif dalam memberikan
vartiasi penyampaian materi tetapi masih kurang komunikatif dengan siswa
sehingga masih siswa masih merasa kebosanan dalam pembelajaran dan merasa takut
dengan guru.(WWKM-2/02)
Dalam pelaksanaan
penelitian tahapan II, masih ada siswa yang belum tuntas belajarnya. Kemampuan
siswa untuk menjelaskan dengan teman masih terdapat kendala dalam hal
komunikasi.
Pada tahapan II
ini dilakukan sebuah refleksi lagi apakah ada sebuah permasalahan atau tidak.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat di evaluasi/ refleksi
dengan ditemukan hambatan bahwa siswa yang belum paham dengan pembelajaran
harus dioptimalkan dan guru terlalu banyak menjelaskan materi yang dilakukan
dalam kelas sehingga dianggap menyita waktu kegiatan belajar mengajar maka pada
tahapan berikutnya penjelasan guru perlu dikurangi. Kreativitas guru untuk
memberikan arahan dan menyampaikan pendapat kepada siswa masih di perlukan,
serta siswa yang pandai masih mendominasinya pembicaraan, sehingga perlu
dibagi. Bimbingan kepada siswa yang belum tuntas pada saat PBM perlu
dioptimalkan agar siswa ini bisa tuntas dalam belajarnya.
Perkembangan yang
cukup menggembirakan ini yaitu kemajuan hasil pencapaian prestasi belajar siswa
secara umum pada tahap I dan tahap II pelaksanaan program Penguasaan materi
pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan bimbingan konseling kelompok di MTS.
YASMU Manyar berdasarkan temuan
penelitian diketahui membawa kemajuan yang cukup baik dalam pelaksanaan
program, tetapi peningkatan pencapaian prestasi belajar yang sudah meningkat
ini tidak serta merta menjadikan para guru dan karyawan di MTS. YASMU Manyar untuk melalaikan kewajiban tugas
mengajarnya.
Kepala madrasah
secara optimal melakukan serangkaian program pengawasan dan pembinaan serta
monitoring langsung terhadap pencapaian prestasi belajar siswa yang sudah
diperoleh, serta tidak lupa memberikan arahan-arahan yang membangun dan
konstruktif terhadap dewan guru dalam pelaksanaan program Penguasaan materi
pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan bimbingan konseling kelompok, hal ini
diketahui dari hasil temuan wawancara yang dilakukan dengan kepala madrasah
pada tanggal 29 Nopember 2013, pada saat selesai sholat Dhuhur di Mushola MTS.
YASMU Manyar, dengan temuan wawancara
sebagai berikut:
Pada tahun
pelajaran 2013/2014 ini, khususnya untuk semester genap, pelaksanaan Penguasaan
materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan bimbingan konseling kelompok
sudah berjalan dengan baik, secara umum.....meskipun tidak sepenuhnya berjalan
sesuai dengan harapan kita bersama, di mana berdasarkan hasil pengamatan saya
di kelas masih ada beberapa siswa yang belum tuntas dan harus diremidi secara
optimal oleh para guru yang membidangi pembelajaran di kelas agar secara
serempak nantinya seluruh siswa sudah tuntas dalam memahami materi-materi
pelajaran yang diberikan.
Secara pribadi
saya selaku kepala madrasah juga merasa bangga dengan semangat anak-anak dalam
menuntut ilmu di madrasah tercinta kita ini, meskipun pelaksanaan PBM berjalan
dengan ketat dan berkesinambungan, tetapi semangat dan hasrat belajar juga
cukup tinggi...kondisi ini setelah saya amati juga tidak rterlepas dariperan
serta seluruh dewan guru di MTS. YASMU Manyar
dalam memberikan Motivasi dan bantuan bimbingan langsung terhadap siswa siswa
yang dirasakan mulai kendor semangat belajarnya... .(WKM-1/02)
Pernyataan kepala madrasah yang
memaparkan secara jelas kondisi perkembangan pencapaian prestasi belajar siswa
dalam mengikuti program Penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan
bimbingan konseling kelompok di MTS. YASMU Manyar menunjukkan bahwa para guru, karyawan
TU dan siswa-siswi di MTS. YASMU Manyar,
memang nampak memiliki semangat dan tujuan yang sama yakni untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran dan prestasi belajar siswa.
D. Derskripsi prestasi belajar siswa
kelas VII di MTS. YASMU Manyar Gresik
Sesuai dengan rumusan
masalah ke dua dalam penelitian ini adalah Bagaimana prestasi belajar siswa kelas
VII.1 di MTS. YASMU Manyar Gresik,
sehingga data yang akan dikemukakan adalah berkaitan dengan perumusan masalah
yang dikemukakan.
Bagian ini akan
memaparkan secara spesifik berkenaan dengan pencapaian prestasi belajar siswa
pada tahapan akhir dalam program Penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak
dengan Layanan bimbingan konseling kelompok di MTS. YASMU Manyar, sehingga peneliti melakukan wawancara
mendalam lagi dengan para guru khususnya guru yang langsung berkompeten dengan
program tersebut.
Hasil wawancara
dengan Hj. Enik Machfiyatus Sholihah, S.Ag. (WG-1) akan mendeskripsikan paparan
temuan data berkaitan dengan prestasi belajar siswa setelah mengikuti program Penguasaan
materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan bimbingan konseling kelompok
secara komprehensif, wawancara dilakukan pada hari selasa 30 Nopember 2013, di
ruang guru, pada saat istirahat, hasil wawancara tersebut adalah
Pencapaian
prestasi belajar untuk siswa dalam mengikuti PBM khususnya yang berkenaan
dengan pelaksanaan Penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan
bimbingan konseling kelompok di MTS. YASMU Manyar ini untuk tahap III, dapat saya
sampaikan secara umum anak-anak mengalami kemajuan yang baik, di mana nilai
rata-rata tes untuk siswa kelas VII.1 pada pelaksanaan Penelitian deskriptif
kualitatif tahapan III melalui Penerapan layanan bimbingan konseling kelompok
di MTS. YASMU Manyar Gresik. Rencana
pembelajaran secara garis besar masih sama dengan tahapan I dan II. Namun
berdasarkan refleksi tahapan II terdapat 3 siswa yang belum tuntas, pada
tahapan III ini siswa tersebut diberikan bimbingan yang lebih baik secara
khusus.
Dalam pelaksanaan
ini salah satunya adalah tindakan guru yaitu pada tahapan III ini sesuai dengan
yang direncanakan pada pengalaman pembelajaran yang telah dilakukan pada
tahapan I tetapi pelaksanaannya sama dengan tahapan II, sehingga tidak banyak
memakan waktu.
Kegiatan yang
dilakukan guru pada saat penerapan layanan bimbingan konseling kelompok dalam
tahap III antara lain :
1. Menentukan penjajakan berbagai
masalah atau kesulitan belajar yang sedang dihadapi oleh para siswa, baik
sebagai individu maupun sebanyak kelompok.
2. Melakukan studi tentang
berbagai faktor penyebab terjadinya masalah atau kesulitan belajar yang
dihadapi siswa, selanjutnya menetapkan satu atau beberapa faktor yang diduga
paling determinan terhadap terjadinya masalah belajar tersebut.
3. Menetapkan cara-cara atau
metode yang akan digunakan untuk melakukan Layanan bimbingan konseling kelompok
kepada para siswa.
4. Melakukan Layanan bimbingan
konseling kelompok dalam bentuk bantuan, arahan, petunjuk, gerakan, dan
sebagainya sesuai dengan cara-cara yang telah ditetapkan sebelumnya.
5. Siswa sendiri yang memecahakan
masalah atau kesulitan belajar yang sedang dialaminya.
6. Memisahkan siswa yang telah
dibimbing dan mengembalikannya ke dalam kelas semula.
7. Mengadakan evaualsi sebelum
kegiatan pembelajaran ditutup pada tahapan III ini diadakan tes soal. Tes bagi siswa
kelas VII.1 menjawab soal dan praktek tentang kreatifitas, wawasan umum, kemampuan berbahasa inggris dan kemampuan
dalam kesenian
Sebelum kegiatan
pembelajaran selesai diadakan kuis (tes) dan pemberian penghargaan kepada siswa
yang memperoleh nilai terbaik.(WG-02/R-2)
Hasil temuan
tersebut menggambarkan kepada kita bahwa pelaksanaan serangkaian aktivitas
peningkatan kualitas pembelajaran terhadap siswa dalam program Penguasaan
materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan Layanan bimbingan konseling kelompok
memberikan arah yang positif dan menunjukkan peningkatan kualitas pelaksanaan
yang semakin baik, dengan mengevaluasi tahapan-tahapan sebelumnya, sehingga
secara umum dapat dikemukakan bahwa dewan guru dan stake holder di MTS. YASMU Manyar
dapat terintegrasi secara nyata untuk melaksanakan pencapaian tujuan madrasah
yang ditetapkan.
Selain wawancara
dengan bapak M.Alfian Yazdad, S.Pd., wawancara yang obyektif juga dilakukan
dengan ibu Dra.Hj. Umiyah, M.Pd.I (WG-03), sebagai guru yang menangani secara langsung
aktivitas kegiatan Layanan bimbingan konseling kelompok
Hasil wawancara
yang dilakukan pada tanggal 29 Nopember 2013, dikemukakan sebagai berikut:
Dari hasil
pelaksanaan tahapan III dan tes untuk siswa kelas VII.1 didapatkan data nilai
rata-rata prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7
Nilai Tes dan Prosentase
ketuntasan Tahapan III
Siswa Dengan Penerapan Layanan bimbingan konseling
kelompok
No
|
Nama
|
Putaran III
|
|
Nilai
|
Tuntas
|
||
1
|
Aminuddin Rais
|
83
|
75
|
2
|
Ahmad Dwi
|
96
|
86
|
3
|
Ais Amalia T
|
95
|
87
|
4
|
Alifia Miftahur R
|
85
|
T
|
5
|
Ayunda RF
|
80
|
T
|
6
|
Adetya E.A.
|
85
|
T
|
7
|
Arie YP.
|
85
|
T
|
8
|
Ahmad LR
|
85
|
T
|
9
|
Afianti K
|
85
|
T
|
10
|
Akbar A
|
80
|
T
|
11
|
Bintang L
|
85
|
T
|
12
|
Dwi Hariyanti
|
85
|
T
|
13
|
Ferina KA.
|
85
|
T
|
14
|
Fajar RN
|
85
|
T
|
15
|
F.Ainunnida
|
80
|
T
|
16
|
Fatimah TR.
|
85
|
T
|
17
|
Gunawan JS.
|
85
|
T
|
18
|
Hawara NY
|
85
|
T
|
19
|
Alimi O
|
85
|
T
|
20
|
Iqbal AI.
|
80
|
T
|
21
|
Laila DN
|
85
|
T
|
22
|
Cikita D
|
85
|
T
|
23
|
M.Rizal F
|
85
|
T
|
24
|
M.Sony Gunawan
|
85
|
T
|
25
|
M.Ilham A
|
80
|
T
|
26
|
M.Fatkur R
|
80
|
T
|
27
|
M.Faisol R
|
85
|
T
|
28
|
M.Rizqi
|
80
|
T
|
29
|
M.Hidayat P
|
85
|
T
|
Rata-rata
|
84,55
|
|
|
Ketuntasan Belajar
|
|
100
|
Keterangan :
N : Nilai T : Tuntas
Ktn :
Ketuntasan TT : Tidak Tuntas
Dari hasil
pencapaian prestasi belajar pada tahap III menunjukkan ada peningkatan. Nilai
rata-rata pada tahapan III naik menjadi 84,55 Presentasi ketuntasan klasikal
pada tahapan III menjadi 100 %. Hal ini membuktikan bahwa adanya sebuah
peningkatan prestasi belajar yang signifikan dalam penerapan layanan bimbingan
konseling kelompok. (WG-2/02)
Pada tahapan III ini
menunjukkan adanya peningkatan dari berbagai hal. Tetapi berdasarkan refleksi
tahapan III ini masih ditemukan permasalahan yaitu : masalah penyediaan alat
bantu untuk mengajar sangat diperlukan oleh siswa dan guru. Guru dan siswa
sudah dapat berkomunikasi dengan baik satu sama lain sehingga guru sudah tidak
dianggap menakutkan. Siswa menjadi lebih katif dalam bertanya dan menyampaikan
pendapatnya masing-masing sehingga suasana kelas menjadi lebih aktif. Gaya dan
metode penyampaian materi oleh guru sudah bariatif dan pelaksanaan penerapan layanan
bimbingan konseling kelompok dapat berjalan dengan lancar.
Secara umum dari hasil
observasi didapatkan data bahwa proses penerapan layanan bimbingan konseling
kelompok sudah berjalan dengan baik. Komunikasi antara siswa dan guru sudah
berjalan aktif dan guru sudah variatif, tetapi penyediaan alat bantu untuk
mengajar dan belajar murid sangat diperlukan oleh agar supaya belajarnya bisa
berjalan dengan apa yang diinginkan oleh siswa dan guru. Untuk ketercapaian
tujuan, maka perlu adanya sarana dan prasarana pendukung agar kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung lebih optimal.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Derskripsi Hasil belajar
Siswa Kelas VII.1 dengan layanan Bimbingan Konseling kelompok di MTS. YASMU Manyar Gresik
Selanjutnya dalam membahas rumusan masalah ke tiga dalam penelitian Ini,
yang mana rumusan masalahnya adalah mengapa penguasaan materi pelajaran Aqidah
Ahklak dengan layanan bimbingan konseling kelompok dapat membantu prestasi
belajar siswa kelas VII.1 di MTS. YASMU Manyar
Gresik?, sehingga temuan data yang akan dikemukakan dalam penelitian ini
diharapkan akan memberikan gambaran yang logis dan ilmiah dalam membahas
rumusan tersebut.
Keberadaan program penguasaan materi pelajaran Aqidah Ahklak di MTS. YASMU Manyar Gresik, secara umum telah dikemukakan
dalam pembahasan di muka, khusus yang berkaitan dengan program tersebut dapat
membantu prestasi belajar siswa kelas VII.1 , hal tersebut diketahui dari
data-data dokumenter hasil bl para siswa kelas VII.1 yang telah dikemukakan,
selain itu berikut juga akan dikemukakan hasil wawancara dengan kepala madrasah
pada tanggal 2 Desember 2013, pada saat selesai sholat Dhuhur di Mushola MTS.
YASMU Manyar, dengan temuan wawancara
sebagai berikut:
|
Kondisi ini
memberikan semangat baru bagi para guru yang melaksanakan PBM di madrasah
tercinta untuk terus berupaya dan berinovasi dalam memberikan penguasaan materi
pelajaran Aqidah Ahklak dengan layanan bimbingan konseling kelompok dengan
semakin intens dan berupaya memberikan yang terbaik. Hal ini merupakan salah
satu faktor pendorong yang cukup positiv dalam mencapai harapan madrasah untuk
membina dan membimbing para siswa teladan yang dibina. (WKM-01/02)
Hasil wawancara
tersebut memberikan sebuah deskripsi yang jelas kepada kita, bahwa keberadaan penguasaan
materi pelajaran Aqidah Ahklak dengan layanan bimbingan konseling kelompok yang
dilakukan MTS. YASMU Manyar Gresik
secara optimal dan berkesinambungan meskipun tidak secara langsung dan cepat
memberikan peningkatan hasil belajar tetapi peningkatan pencapaian hasil
belajar mereka (siswa teladan) tersebut secara bertahap meningkat, yang dapat
diketahui dengan baik adalah dari hasil wawancara dengan kepala madrasah
tersebut dapat kita kemukakan bahwa pelaksanaan program yang dilakukan mampu
memberikan dukungan terhadap siswa dan para guru yang mengajar dan bertugas di MTS.
YASMU Manyar Gresik.
Untuk itu kami paparkan perbandingan nilai
dan ketuntasan belajar tahapan I-III layanan bimbingan konseling kelompok pada siswa
kelas VII.1 MTS. YASMU Manyar Gresik
dengan penerapan penerapan layanan bimbingan konseling kelompok pada tabel 4.1
sebagai berikut:
Tabel 4.1
Perbandingan
Nilai dan Ketuntasan Belajar Temuan awal dan
Tahapan I-III
Dengan Penerapan penerapan layanan bimbingan konseling kelompok
No.
|
Nama siswa
|
Temuan Awal
|
Tahapan I
|
Tahapan II
|
Tahapan III
|
||||
N
|
Ktn
|
N
|
Ktn
|
N
|
Ktn
|
N
|
Ktn
|
||
1.
|
Aminuddin Rais
|
65
|
T
|
75
|
T
|
81
|
T
|
83
|
75
|
2.
|
Ahmad Dwi
|
80
|
T
|
86
|
T
|
94
|
T
|
96
|
86
|
3.
|
Ais Amalia T
|
75
|
T
|
87
|
T
|
93
|
T
|
95
|
87
|
4.
|
Alifia Miftahur R
|
75
|
T
|
75
|
T
|
85
|
T
|
85
|
T
|
5.
|
Ayunda RF
|
60
|
TT
|
60
|
TT
|
75
|
T
|
80
|
T
|
6.
|
Adetya E.A.
|
75
|
T
|
75
|
T
|
90
|
T
|
85
|
T
|
7.
|
Arie YP.
|
80
|
T
|
75
|
T
|
85
|
T
|
85
|
T
|
8.
|
Ahmad LR
|
75
|
T
|
75
|
T
|
85
|
T
|
85
|
T
|
9.
|
Afianti K
|
80
|
T
|
75
|
T
|
85
|
T
|
85
|
T
|
10.
|
Akbar A
|
55
|
TT
|
60
|
TT
|
70
|
TT
|
80
|
T
|
11.
|
Bintang L
|
75
|
T
|
80
|
T
|
90
|
T
|
85
|
T
|
12.
|
Dwi Hariyanti
|
75
|
T
|
75
|
T
|
95
|
T
|
85
|
T
|
13.
|
Ferina KA.
|
55
|
TT
|
60
|
TT
|
80
|
T
|
85
|
T
|
14.
|
Fajar RN
|
80
|
T
|
75
|
T
|
85
|
T
|
85
|
T
|
15.
|
F.Ainunnida
|
60
|
TT
|
60
|
TT
|
75
|
T
|
80
|
T
|
16.
|
Fatimah TR.
|
65
|
TT
|
75
|
T
|
90
|
T
|
85
|
T
|
17.
|
Gunawan JS.
|
70
|
TT
|
75
|
T
|
85
|
T
|
85
|
T
|
18.
|
Hawara NY
|
65
|
TT
|
75
|
T
|
85
|
T
|
85
|
T
|
19.
|
Alimi O
|
70
|
TT
|
75
|
T
|
85
|
T
|
85
|
T
|
20.
|
Iqbal AI.
|
60
|
TT
|
60
|
TT
|
70
|
TT
|
80
|
T
|
21.
|
Laila DN
|
75
|
T
|
80
|
T
|
90
|
T
|
85
|
T
|
22.
|
Cikita D
|
75
|
T
|
75
|
T
|
95
|
T
|
85
|
T
|
23.
|
M.Rizal F
|
55
|
TT
|
60
|
TT
|
80
|
T
|
85
|
T
|
24.
|
M.Sony Gunawan
|
75
|
T
|
75
|
T
|
85
|
T
|
85
|
T
|
25.
|
M.Ilham A
|
60
|
TT
|
60
|
TT
|
75
|
T
|
80
|
T
|
26.
|
M.Fatkur R
|
60
|
TT
|
60
|
TT
|
70
|
TT
|
80
|
T
|
27.
|
M.Faisol R
|
55
|
TT
|
60
|
TT
|
80
|
T
|
85
|
T
|
28.
|
M.Rizqi
|
60
|
TT
|
60
|
TT
|
75
|
T
|
80
|
T
|
29.
|
M.Hidayat P
|
70
|
TT
|
75
|
T
|
90
|
T
|
85
|
T
|
Nilai rata-rata
|
68,27
|
|
71,88
|
|
84,38
|
|
84,55
|
|
|
Prosentase Ketuntasan (%)
|
|
48,27
|
|
72,22
|
|
91,67
|
|
100
|
Hasil penilaian
pada tes untuk siswa kelas VII.1 siswa melalui Penerapan layanan bimbingan
konseling kelompok pada observasi awal didapatkan data bahwa nilai prestasi
belajar siswa adalah 68,27 dengan prosentase ketuntasan belajar siswa adalah
48,27 % 15 siswa tidak tuntas belajar. Tahapan I rata-rata nilai mengalami
peningkatan menjadi 71,88, ketuntasan secara klasikal 72,22 %, 9 siswa yang
tidak tuntas. Hasil penilaian pada tes untuk siswa kelas VII.1 siswa di Tahapan
II rata-rata nilai 84,38. Presentasi ketuntasan klasikal 91,67 %, 3 siswa yang
tidak tuntas. Pada tahapan III Nilai rata-rata naik menjadi 84,55. Presentasi
ketuntasan klasikal tahapan III naik menjadi 100 %, semua siswa mencapai
ketuntasan belajar.
Sesuai dengan
temuan data dari jawaban siswa terhadap tes untuk siswa kelas VII.1 yang
diberikan oleh guru (penulis) pada siswa dalam hal untuk mengetahui prestasi
belajar siswa kelas VII.1 di MTS. YASMU Manyar
Gresik melalui penerapan layanan bimbingan konseling kelompok, maka selanjutnya
dapat dikemukakan bersama bahwa kegiatan belajar mengajar di kelas ketika siswa
sesudah mendapat layanan bimbingan konseling kelompok dengan siswa sebelum
mendapat layanan bimbingan konseling kelompok ternyata ada sebuah peningkatan
yang cukup signifikan.
Kondisi ini relevan dengan pendapat Gagne dan Briggs ( 1979:3 )
mengungkapkan Pengertian Pembelajaran sebagai suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang
dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya
proses belajar siswa yang bersifat internal.
Kegiatan Belajar Mengajar adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan
yang memadukan secara sistematis dan berkesinambungan kegiatan pendidikan di
dalam lingkungan sekolah dengan kegiatan pendidikan yang dilakukan di luar
lingkungan sekolah dalam wujud penyediaan beragam pengalaman belajar untuk
semua peserta didik. Ini berarti, diversifikasi kurikulum tidak terbatas pada
diversifikasi materi, tetapi juga terjadi pada diversifikasi pengalaman
belajar, diversifikasi tempat dan waktu belajar, diversifikasi alat belajar,
diversifikasi bentuk organisasi kelas, dan diversifikasi cara penilaian.
Pandangan ini memberikan dampak pada penyelenggaraan PBM. Bila selama ini PBM
hanya ditandai kegiatan satu arah penuangan informasi dari guru ke siswa dan
hanya dilaksanakan dan berlangsung di sekolah maka PBM dengan nuansa Kurikulum
karakter diindikasikan dengan keterlibatan siswa secara aktif dalam membangun
gagasan/ pengetahuan oleh masing-masing individu dan lazimnya dapat
diselenggarakan di beberapa lokasi seperti di kelas, di lingkungan sekolah, di
perpustakaan, di laboratorium, di pasar, di toko, di pantai, di tempat
rekreasi, di kebun binatang, atau di tempat-tempat lain.
Dengan pembelajaran
yang telah dilakukan dengan penerapan layanan bimbingan konseling kelompok ini
mampu meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran, dengan demikian dalam
PBM tidak berpusat pada guru lagi. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru
menunjukan pada pembahasan tahapan pertama samapi tahapan ketiga terlihat para
siswa sangat antusias dalam mengajukan pertanyaan.
Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa
dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola
pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak
didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar
di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas.
Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana
belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode
pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Metode pembelajaran atau strategi mengajar adalah suatu
cara menyampaikan pesan yang terkandung dalam kurikulum. Metode harus sesuai
dengan materi yang akan disampaikan. Metode pembelajaran ini, menjawab
pertanyaan “how” yaitu bagaimana
menyampaikan materi atau isi kurikulum kepada siswa secara efektif. Oleh
karenanya, walaupun metode pembelajaran adalah komponen yang kecil dari
perencanaan pengajaran (instructional
plan), tetapi memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam proses
belajar itu sendiri.
Melalui layanan
bimbingan konseling kelompok terlihat hubungan siswa dengan guru sangat
signifikan karena guru tidak dianggap sosok yang menakutkan tetapi sebagai
fasilitator dan mitra untuk berbagi pengalaman sesuai dengan konsep
pembelajaran. Berdasarkan hasil Penelitian deskriptif kualitatif di atas
prosentasi ketercapaian prestasi belajar dan aktifitas siswa dan guru mengalami
peningkatan yang signifikan pada tahapan pertama, kedua dan tiga, maka dapat
disimpulkan bahwa temuan pada penelitian menjawab semua dari hasil tahapan ke
tahapan dalam menggunakan layanan bimbingan konseling kelompok.
Dari hasil
pelaksanaan penelitian tentang pemberian layanan bimbingan konseling kelompok
pada siswa kelas VII.1 dan tes untuk siswa kelas VII.1 telah didapatkan 2 siswa
kelas VII.1 di MTS. YASMU Manyar Gresik
yang terdiri 1 laki-laki yaitu Ahmad Dwi dengan nilai rata-rata seluruh tes
yaitu 89 dan 1 perempuan yaitu Ais Amalia T dengan nilai rata-rata seluruh tes
yaitu 87,5.
Kedua siswa ini
akan mewakili MTS. YASMU Manyar Gresik
dalam lomba pemilihan siswa kelas VII.1 tingkat kecamatan Manyar dengan harapan
dapat terus maju ketingkat kabupaten bahkan nasional.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan
penelitian tindakan yang dilakukan, di MTS. YASMU Manyar Gresik dalam kegiatan penelitian dari
proses awal sampai akhir, ada beberapa temuan dalam Penelitian deskriptif
kualitatif ini antara lain:
1. Penguasaan materi pelajaran
Aqidah Ahklak di MTS. YASMU Manyar
Gresik bagi siswa kelas VII.1 mengalami permasalahan yakni siswa tidak mencapai
ketuntasan minimal dalam memahami materi yang diajarkan
2. Dari hasil penelitian
didapatkan data bahwa nilai prestasi belajar siswa kelas VII.1 di MTS. YASMU Manyar Gresik pada observasi awal adalah 68,27
yang mengalami peningkatan pada tahapan I menjadi 71,88, meningkat lagi pada
tahapan II menjadi 84,38 dan pada tahapan III naik lagi menjadi 84,55 yang
sehingga dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa kelas VII.1 mengalami
peningkatan setelah penerapan layanan bimbingan konseling kelompok.
B. Saran
Saran yang perlu
diperhatikan sehubungan dengan pengggunaan layanan bimbingan konseling kelompok
sebagai salah satu upaya dalam membina siswa kelas VII.1 MTS. YASMU Manyar Gresik adalah sebagai berikut:
|
1. Hendaknya guru selalu
memotivasi siswa untuk selalu belajar di rumah materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya supaya dalam pembelajaran siswa mempunyai gambaran materi
2. Perlunya kolaborasi dengan
guru yang lain di dalam meningkatkan kualitas pembelajaran guna meningkatkan
kualitas dan prestasi belajar yang dapat dilakukan dengan melakukan Penelitian
deskriptif kualitatif yang lebih komprehensif.
makasih, cukup membantu
ReplyDeleteoke sama"
ReplyDelete