Thursday, March 6, 2014

MENGGUNAKAN DAN MERAWAT PERALATAN PERBAIKAN SISTEM KELISTRIKAN




MENGGUNAKAN DAN MERAWAT PERALATAN PERBAIKAN

SISTEM KELISTRIKAN

 

 


Untuk Sekolah Menengah Kejuruan


Bidang Keahlian : Teknik Mesin
Program Keahlian : Teknik Mekanik Otomotif
Berdasarkan Kurikulum SMK yang Disempurnakan
(Kurikulum SMK Edisi 1999)
Penyusun :
Mohammad Husni, Spd

Editor :
Sasongko Leksono A.P, ST


Text Box:
 
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PUSAT PENGEMBANGAN PENATARAN GURU TEKNOLOGI
VOCATIONAL EDUCATION DEVELOPMENT CENTER
JL. Teluk Mandar, Arjosari, Tromol Pos 5 Malang, 65102, Telp. (0341) 491239, Fax. (0341) 491342



KATA PENGANTAR


Modul ini diterbitkan untuk menjadi bahan ajar pada SMK Bidang Keahlian Teknik Mesin, memenuhi tuntutan pelaksanaan Kurikulum SMK yang disempurnakan (Kurikulum SMK edisi 1999).

Nilai kegunaan modul ini terletak pada pemakaianya, karena itu kepada semua organisasi dan manajemen Pendidikan Menengah Kejuruan diharapkan dapat berusaha untuk mengoptimalkan pemakaian modul ini.

Dalam pemakaian modul ini, tetap diharapkan berpegang kepada azas keluwesan, azas kesesuaian dan azas keterlaksanaan sesuai dengan karakteristik kurikulum SMK yang disempurnakan.

Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah berperan dalam penulisan naskah bahan ajar ini.


Jakarta, Agustus 2000
Direktur
Pendidikan Menengah Kejuruan




Dr. Ir. Gatot Hari Priowiryanto
NIP 130675814


PROFIL KOMPETENSI TAMATAN

PROGRAM KEAHLIAN MEKANIK OTOMOTIF

J
Memeperbaiki kerusakan pada sistem kelistrikan otomotif

J1.
Menggunakan dan merawat peralatan
perbaikan sistem kelistrikan otomotif

J2.
Memperbaiki kerusakan pada sistem motor stater

J3.
Memperbaiki kerusakan pada sistem pengisian baterai









J4.
Memperbaiki kerusakan pada sistem pengapian konvensional

J5.
Memperbaiki kerusakan pada sistem penerangan dan tanda belok

J6.
Memperbaiki kerusakan pada sistem pembersih kaca



 

DAFTAR ISI


JUDUL MODUL
Kata pengantar........................................................................................................ i
Struktur Profil Kompetensi Tamatan................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................... iii
Pendahuluan.......................................................................................................... iv
Tujuan umum pembelajaran................................................................................. v
Petunjuk penggunaan modul.............................................................................. vi
Kegiatan Belajar 1, Menggunakan serta merawat kabel penghubung dan
lampu test................................................................................................................. 1
Lembar Ealuasi....................................................................................................... 6
Lembar Jawaban ................................................................................................... 7
Kegiatan Belajar 2, Menggunakan dan merawat multi tester ........................ 8
Lembar Percobaan / Latihan
Mengukur tegangan............................................................................................... 25
Pengukuran arus ................................................................................................... 26
Pengukuran tahanan ........................................................................................... 27
Lembar Evaluasi..................................................................................................... 28
Lembar Jawaban Percobaan................................................................................ 30
Lembar Jawaban Evaluasi ................................................................................... 33
Kegiatan Belajar 3, Menggunakan Dwell meter dan Tachometer serta
cara merawatnya .................................................................................................... 36
Lembar Evaluasi .................................................................................................... 44
Lembar Jawaban ................................................................................................... 46
Kegiatan Belajar 4, Menggunakan dan merawat Timing light ....................... 48
Lembar Evaluasi .................................................................................................... 54
Lembar Jawaban ................................................................................................... 56
Umpan Balik............................................................................................................ 58
Daftar Pustaka......................................................................................................... 59




PENDAHULUAN


Dalam melakukan pekerjaan perbaikan kendaraan, ada beberapa pekerjaan yang dapat dilakukan dengan mudah dan ada yang sukar. Pada umumnya untuk pertama kali agak kesulitan dalam melakukan perbaikan pada sistem kelistrikan,karena semua peralatan pada system tersebut digerakkan oleh listrik yang tidak dapat dilihat dengan mata manusia. Maka perlu menggunakan alat bantu untuk perbaikannya.
Alat bantu perbaikan system kelistrikan dapat dikelompokkan dalam dua kelompok :
1.    Alat untuk mendiaknosa (mendeteksi).
2.    Alat untuk menservise
Alat tersebut kebanyakan memerlukan sumber listrik dalam pengoperasiannya Dalam modul ini akan dibahas beberapa alat deteksi kerusakan yaitu : kabel penghubung (jumper wire), lampu test (test lamp), AVO (Amper meter, Volt meter, Ohm meter), dwell tester, dan Timing light.
Dalam pelaksanaanya seorang mekanik dituntut untuk dapat menggunakan alat bantu tersebut diatas dengan benar, karena bila salah dalam menggunakannya tidak hanya keliru dalam pengukuran tetapi bisa berakibat fatal pada alat bantu tersebut (rusak).
Dalam modul ini akan dibahas tentang cara menggunakan alat bantu perbaikan sistem kelistrikan dan teknik perawatannya. Dimana alat tersebut harus selalu siap pakai untuk pekerjaan yang akan datang, maka perawatan pada alat harus selalu dilakukan oleh seorang mekanik.





TUJUAN UMUM PEMBELAJARAN



Setelah selesai mempelajari serta mempraktekkan modul ini diharapkan siswa / pembaca dapat :

1     Menggunakan peralatan perbaikan Sistem Kelistrikan.
2     Merawat peralatan perbaikan Sistem Kelistrikan.


PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Modul dengan judul “Menggunakan dan Merawat Peralatan Perbaikan Sistem Kelistrikan” ini di buat untuk digunakan bagi siswa SMK jurusan Mekanik Otomotif.
Proses pembelajaran dalam modul ini, kita bagi dalam beberapa kegiatan belajar. Mulai kegiatan belajar 1, kegiatan belajar 2, dan seterusnya.
Kegiatan belajar bisa dimulai dari kegiatan belajar 1 dan seterusnya, tetapi bisa juga sesuai kebutuhan, bagian kegiatan belajar mana yang diinginkan (lebih fleksibel). Untuk mempermudah proses pembelajaran, maka dalam proses belajar sebaiknya digunakan benda asli (peraga). Karena pembahasan modul ini banyak yang bersifat abstrak, maka percobaan (Demonstrasi) dalam penyampaian materi adalah sangat cocok.
Pembahasan dalam modul ini bersifat teori dan masih dasar, maka diharapkan untuk kelanjutannya (praktek) bisa bergabung dengan modul-modul lain yang ada hubungannya dengan modul ini.







KEGIATAN BELAJAR 1
MENGGUNAKAN SERTA MERAWAT KABEL PENGHUBUNG (JUMPER WIRE)
DAN LAMPU TEST (TEST LIGHT)

Tujuan Khusus Pembelajaran


Setelah selesai mempelajari modul kegiatan belajar 1 ini diharapkan siswa / pengguna dapat :
-          Mempergunakan kabel penghubung untuk mendiaknosa kerusakan pada salah satu sistem kelistrikan.
-          Mempergunakan test lamp untuk mendiaknosa suatu sambungan.
-          Mengerti prinsip-prinsip perawatan jumper wire dan test light.

Uraian Materi
2.1 Kabel Penghubung (jumper wire)
Salah satu alat deteksi dalam perbaikan Sistem Kelistrikan suatu kendaraan yang sangat sederhana dan juga sangat penting adalah kabel penghubung (jumper wire). Kabel penghubung dibuat dari kabel dengan beberapa ukuran panjang pendeknya, dimana kedua ujung kabel dipasang penjepit (jepit buaya) .


 
 









Gambar 1.1  jumper wire.


2.1.1 Cara Penggunaan
Sambungkanlah salah satu ujung kabel pada kutub positif baterai dan anda mempunyai sumber listrik sebesar 12 Volt. Gunakan untuk bola lampu, Motor atau alat-alat yang memerlukan tenaga sebesar 12 V.


 
 







Gambar 1.2  Pengetesan bola lampu

Prinsip kerja dari kabel penghubung, adalah sama dengan pemberian arus secara langsung lewat kabel penghubung tersebut atau menyambung secara langsung jalur diantara kedua ujung jepit buaya pada kabel penghubung.
Bila suatu sirkuit sistem kelisrtrikan mati atau ada gangguan, sebagai contoh lampu pada sistem tersebut mati. Kita bisa menggunakan kabel penghubung untuk mencari kerusakan pada sistem tersebut.
Lakukanlah pemeriksaan dengan kabel penghubung seperti gambar 1.3 kita akan mendapatkan lampu menyala bila ada gangguan pada komponen sekring atau saklar.



Gambar 1.3  Pengetesan suatu sambungan.

Untuk lebih detailnya anda bisa melakukan pemeriksaan  perkomponen (fuse dan saklar).
Teknik yang serupa bisa anda lakukan pada Sistem Kelistrikan jenis yang lain. Misal Sistem Starter, sistem penerangan sistem pengisian dan sistem kelistrikan lain.

2.1.2 Perawatan Kabel Penghubung.
*        Perlu diperhatikan dalam proses penghubungan, bila salah satu ujung kabel penghubung sudah menempel pada terminal (+) jangan menjatuhkan ujung kabel penghubung yang lain.
Karena semua tempat yang kamu sentuh pada mesin atau body adalah merupakan Ground kutub (-) baterai.
Percikan / bunga api besar dan arus listrik yang tinggi akan timbul, yang dapat membakar kabel penghubung.
*        Perhatikan ujung kabel yang menempel pada jepit buaya, biasanya suka longgar atau lepas solderannya.


2.2.Lampu tes (test light)
Lampu tes digunakan sebagai alat pemeriksa tegangan yang digunakan pada komponen. Lampu tes dibuat dari tes pen untuk tegangan PLN, dimana bagian lampu diganti dengan lampu sofiet interior mobil. Pangkalan dari pada tes pen disambung kabel dengan ujung diberi jepit buaya.
2.2.1 Nama bagian dari lampu tes


 

Keterangan.
1     test probe.
2     Pegas penghantar.
3     Bola lampu sofiet 12V / 3 Walt.
4     Kabel penghantar.
5     Jepit buaya




Gambar 1.4  Lampu Tes.
2.2.2 Cara penggunaan.
Lampu tes disambung diantara beberapa jalur kabel atau terminal dan body pada saat saklar rangkaian dalam keadaan ON. Terang atau tidaknya nyala lampu, indikator secara kasar menunjukkan tegangan yang digunakan pada rangkaian tersebut.

 
Gambar 1.5  Pengetesan sambungan dengan lampu tes
Pasang jepit buaya pada massa (-) dan anda siap mendeteksi suatu sambungan pada sirkuit kelistrikan tersebut, dan anda akan dapat menentukan kondisi suatu sirkuit dengan melihat nyala lampu.




 
 







Gambar 1.6  Pengetesan hubungan singkat dengan lampu tes

Lampu tes bisa juga digunakan untuk mencari hubungan singkat pada ground, sebelumnya beban dilepas dari hubungan lalu letakkan lampu test seperti gambar. Bila lampu test menyala, indikator adanya hubungan singkat.
Masih banyak lagi kegunaan lampu test, cobalah terus maka akan ditemukan kreasi-kreasi baru yang sangat menarik.
Nah selamat mencoba.

2.2.3 Perawatan lampu test.
*        Jangan menggulung kabel lampu test yang bisa merusak atau memutuskan dalamnya kabel atau solderannya.
*        Perhatikan tegangan pada lampu test harus sama dengan tegangan sumber baterai.
*        Bila lampu test mati, periksa apakah bola lampu sofiet di dalam lampu test putus, atau ada sambungan kabel yang kurang baik (perbaiki).





Lembar latihan / Evaluasi.

1)    Dalam suatu sistem penerangan (lampu kepala), terdapat gangguan (lampu di rasakan redup ). Bagaimana cara pemeriksaan dengan kabel penghubung?

2)    Lakukan pemeriksaan pada sistem klakson dibawah dengan lampu test bila klakson tidak bunyi.



Lembar jawaban.
1)     

Nyalakan salah satu lampu kepala (dekat, jauh), lalu putus hubung kabel penghubung. Bila ada perubahan nyala lampu berarti pada jalur + ke lampu kepala terdapat rugi tegangan terlalu besar, yang membuat lampu jadi redup.

2)    Letakkan jepit buaya pada massa, lalu test pada bagian negatif klakson. Bila lampu nyala kerusakan pada tombol, dan bila lampu mati, berarti kerusakan pada klakson atau sekring.




KEGIATAN BELAJAR 2.
MENGGUNAKAN DAN MERAWAT MULTI TESTER
(AMPER METER, VOLT METER, DAN OHM METER)

Tujuan khusus pembelajaran.
Setelah selesai mempelajari modul kegiatan belajar 2 ini diharapkan siswa / pembaca dapat :
·         Mempergunakan Multi tester untuk mengukur tegangan DC / searah.
·         Mempergunakan Multi tester untuk mengukur tegangan AC / bolak-balik.
·         Mempergunakan Multi tester untuk mengukur arus DC / searah.
·         Mempergunakan Multi tester untuk mengukur tahanan.
·         Mempergunakan Multi tester untuk memeriksa sambungan.
·         Mengerti teknik-teknik perawatan.multi tester.

Uraian Materi.
Multi tester (AVO) adalah salah satu alat untuk mengetes kelistrikan.
Penggunaannya sangat luas sekali, untuk mengukur tegangan baik DC maupun AC, pengukuran arus, tahanan dan untuk memeriksa hubungan kelistrikan dari suatu komponen.
Pada dasarnya ada 2 jenis Multi tester, tester model digital dimana penunjukkan hasil pengukurannya langsung dengan angka-angka, dan tester model jarum (jarum analog) hasil pengukuran ditunjukkan oleh sebuah jarum.
Pada modul ini hanya akan dibahas mengenai Multi tester model Analog.
Multi tester analog banyak macamnya dipasaran, tetapi prinsip pengoperasiannya hampir sama semua. Maka disini kita ambil satu contoh merk sanwa type YX 360 TRE.









 

 

 
Gambar 2.1  Multi Meter Analoq









Gambar 2.2  Multi Meter Digital

Nama bagian-bagian Multi tester




 
 
Gambar 2.3  Nama bagian Multi Tester


2.2 Pemeriksaan dan penyetelan skala nol (0).
Sebelum menggunakan sirkuit tester anda harus pastikan bahwa jarum penunjuk ada dibagian garis ujung sebelah kiri pada skala, bila tidak.
Putarlah skrup penyetel jarum penunjuk dengan sebuah obeng sampai penunjuk tersebut berada tepat pada garis ujung sebelah kiri.
Sekali anda melakukan penyetelan pada skala nol (0), anda tidak memerlukan pengecekan yang terlalu sering.











2.4
 
 










Gambar 2.4  Penyetelan Skala nol (0)
2.3 Mengukur Tegangan DC.
Daerah pengukuran tegangan DC adalah dari 0 – 1000 Volt. Hubungkan kabel pengetesan (test lead) warna merah keterminal positif tester dan kabel warna hitam ke terminal negatif tester. Posisikan range selektor pada salah satu daerah DCV dengan pilihan (0,5, 2,5, 10, 50, 250, 1000, Volt).
Lihat tebel dibawah.
Range
Tegangan yang dapat di ukur
0,5
0 – 0,5 Volt.
2,5
0,5 – 2,5 Volt.
10
2,5 – 10 Volt.
50
10 – 50 Volt.
250
50 – 250 Volt.
1000
250 – 1000 Volt

Pemilihan range sangat menentukan keakuratan dari hasil pengukuran dan keamanan alat. Bila range tester terlalu besar dengan tegangan yang diukur akan berakibat tidak akurat (salah pembacaan). Bila range terlalu kecil dengan tegangan yang diukur, akan berakibat tester rusak.
Maka kita harus bisa memperkirakan seberapa besar tegangan yang akan kita ukur. Baru setelah itu kita posisikan range pada posisi di atas tegangan yang diperkirakan tadi (tegangan yang mau diukur). Bila kita tidak tahu berapa besar tegangan yang akan diukur lebih baik kita posisikan range pada posisi yang besar lalu kalau penunjukkan jarum sedikit (sulit dibaca), maka kita bisa mengurangi posisi range, begitu seterusnya sampai penunjukkan jarum dapat dibaca dengan mudah.
Dimana cara pengukurannya dilakukan dengan memparalel alat ukur dengan beban (tegangan beban yang mau diukur). Kabel yang berwarna merah dari terminal positif Multi tester ke terminal positif dari sumber arus dan kabel pengetes berwarna hitam dari terminal negatif Multi tester dihubungkan ke terminal negatif dari sumber arus. Selanjutnya bacalah tegangan pada skala DC dengan bantuan tabel dibawah ini.
Range position
Skala yang dibaca
Hasilnya kalikan dengan
0,5 V
50
X 0,01
2,5 V
250
X 0,01
10 V
10
X 1
50 V
50
X 1
250 V
250
X 1
1000 V
10
X 100





 



Gambar 2.5  Posisi range selektor
Pada DC Volt
Gambar 2.6  Pembacaan Skala




Contoh
Posisi selektor pada 50V DC jarum akan menunjukkan posisi 12V DC seperti terlihat pada gambar.
 










2.4 Mengukur tegangan AC.
Daerah pengukuran tegangan dari 0 – 1000 Volt, cara pembacaan sama dengan pengukuran DC Volt, dan kabel pengetesan (tes lead) bisa dibolak balik.Tentukan selektor pada posisi AC Volt.
Tabel dibawah ini untuk patokan dalam hal pemilihan Range.
Range
Tingkat keakuratan dan batas max pengukuran
10 V
0 – 10 V
20 V
10 – 50 V.
250 V
50 – 250 V
1000 V
250 – 1000 V
Bila sudah menentukan range pada posisi AC Volt. Kemudian hubungkan kabel pengukur (test lead) secara paralel pada bagian yang akan diperiksa dan bacalah skala VAC (ACV) yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk dengan bantuan tabel dibawah ini.
Range position
Skala yang dibaca
Hasilnya kalikan dengan
AC 10 V
AC 10 V 10
X 1
AC 50 V
50
X 1
AC 250 V
ACV 250
X 1
AC 1000 V
10
X 100



 



Gambar 2.7  Posisi range selektor AC Volt
Gambar 2.8  Pembacaan Skala AC Volt




Contoh :
Pembacaannya adalah 220 Volt AC, sebab range selektornya di set pada 250 AC Volt.
 










2.5 Mengukur arus DC.
Untuk Multi tester type tersebut diatas hanya mempunyai daerah ukur
0-250 mA jadi maksimum pengukuran 250 mA. Supaya bisa dipakai untuk arus yang lebih tinggi digunakan komponen bantu.

2.5.1  Mengukur arus DC dari 0-250 mA.
Setel selektor ke 250 mA DC kemudian putuskan arus listrik pada titik tertentu pada komponen yang akan kita ukur (contoh titik positif) lalu hubungkan secara seri dengan Multi tester dengan cara kabel pengukur yang berwarna merah (dari terminal positif tester) ke terminal positif sumber arus, dan kabel pengukur yang berwarna hitam (dari terminal positif tester) ke terminal yang kita putus tadi., Skalanya DCA (ADC) yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk.







 





Gambar 2.9  Posisi range selektor   DC mA
Gambar 2.10  Pembacaan skala      DC mA



Contoh :
Nilai pengukurannya adalah 175 mA, sebab selektor disetel pada 250 mA.


 








2.5.2  Mengukur Arus DC Lebih dari batas ukur.
*        Pengertian dasar.
Alat ukur kumparan putar (Meter Moving Coil) dipakai untuk mengukur arus dan beda potensial. Arus yang akan diukur dilewatkan dalam sebuah kumparan yang ditaruh dalam suatu medan magnet.(lihat gambar 2). Makin besar arus yang lewat kumparan makin banyak kumparan berputar. Kumparan akan kembali ke posisi nol akibat adanya 2 per halus, yang juga dihubungkan dengan terminal-terminal. Sebuah jarum penunjuk dipasangkan pada kumparan putar. Karena arus yang lewat kumparan bertambah maka jarum penunjuk akan bergerak melewati skala. Gerakkan penunjuk dari skala nol sampai skala penuh disebut simpangan skala penuh (full scale deflection atau fsd) dari meter.
Multi meter yang mempunyai kemampuan pengukuran arus kecil dengan tambahan rasistor shunt atau resistor paralel dapat dipakai untuk aliran arus yang lebih besar. Sebuah Amper meter yang fsd-nya 250 mA dengan tambahan resistor shunt akan dapat dipakai untuk arus sampai 2,5 atau bahkan 25 A.


 
 


                                                Gambar 2.11  Meter kumparan putar.




Pikirkan rangkaian yang terlihat dalam gambar 2 12
Bila fsd meter 250 mA dan kita ingin mengukur arus sampai 25000 mA (2,5A), maka dibutuhkan sebuah resistor shunt. Arus 250 mA akan melewati meter dan sisa arus 2250 mA (2,25A) akan lewat shunt. Nilai resistor shunt akan menjadi 9 kali lebih kecil dari pada resistor meter, karena shunt membawa arus 9 kali lebih besar dari pada Amper meter. Misalkan resistor dari Ohm meter (Multi meter) adalah 10 W, maka nilai resistor shuntnya adalah
Pembacaan skala tetap 250 mA (dianggap 2,5 A) simpangan skala penuhnya tetap 250 mA, supaya dapat dibaca sampai 2,5 A. Multi meter harus dipasang  paralel dengan tahanan shunt 1,11 Ohm.

Gambar 2 12 .Rasistor shunt dengan Amper meter.

Gambar 2 13 Multi meter dengan resistor shunt.
Untuk catatan bahwa fsd dari multi meter (ohm meter) setiap jenis berbeda, maka resistor shunt hanya bisa dipakai khusus untuk ohm meter yang sudah diukur fsd nya
pasangan
 
Gambar 2.14 resistor shunt hanya bisa dipakai untuk 1 multi meter.


Contoh :
Pengukurannya adalah 2 A, sebab selektor pada 250mA menggunakan resistor shunt (2,5A)








 







 
 
                    





Penting.
Sirkuit tester hanya mempunyai tahanan didalamnya (Internal resistor) yang sangat kecil untuk mengukur arus listrik. Oleh karena itu sirkuit tester jangan dihubungkan paralel pada beban saat mengukur arus listrik, karena dapat merusak multi tester. Begitu juga saat mengukur arus listrik dalam beban besar (melebihi batas ukur).


 
 










Gambar 2.15  Penempatan alat ukur yang salah.



2.6 Mengukur Tahanan.
2.6.1 Kalibrasi.
Sebelum mengukur tahanan, pertama kita harus memutar tombol kalibrasi Ohm, dengan ujung alat ukur dibuat berhubungan singkat, sampai pembacaan jarum penunjuk pada 0 dalam skala Ohm. Kalibrasi ini diperlukan setiap kali merubah range.


 
 













Gambar 2.16  Kalibrasi Ohm.
2.6.2 Pengukuran
Ada beberapa tingkat (range) untuk mengukur tahanan (kemampuan pengukuran alat ukur). Posisi “1K” untuk 1000 W, dengan demikian 10K berarti 1000 W dan sebagainya. Sebagai patokan bisa melihat tabel dibawah.
Range
Tingkat tahanan yang dapat diukur (W)
X1.
0 s/d 2.000 (2 K).
X10.
0 s/d 20.000 (20 K).
X100.
0 s/d 200 K.
X1K.
0 s/d 2 M.
X10K
0 s/d 20 M







 


 

 







Gambar 2.17 Posisi range selektor ohm
Gambar 2.18  Pembacaan skala ohm
Setiap kali kita mengeset range selektor (tingkat), kita harus mengkalibrasi jarum penunjuk (pointer). Lepaskan hubungan tegangan (arus) dengan beban yang akan diukur (rangkaian dalam kondisi off), kemudian hubungkan kedua ujung kabel pengetesan (test lead) pada beban. (Dihubungkan secara paralel  dengan beban), lalu baca jarum penunjuk (pointer) pada skala W dan kalikan dengan range (selektor). Kita bisa gunakan tabel dibawah ini.
Range position
Skala yang dibaca
Hasilnya kalikan dengan
X1.
W (Ohm).
X1.
X10.
X10.
X100.
X100.
X1K.
X1000.
X10 K.
X10.000.

Contoh.
Nilai pengukuran adakah 80 W, sebab range selektor diset pada X10 W







 

 









2.7 Pengetesan hubungan
Dalam pemeriksaan hubungan kelistrikan, kita bisa menggunakan Multi meter dalam Ohm, range selektor pada posisi X1. Kalibrasi skala selalu kita lakukan. Kemudian kita bisa melakukan pengetesan suatu hubungan, yang berada diantara kabel pengetes (test lead)
Hubungan akan semakin baik bila jarum menunjuk ke kanan ke arah 0 W (sesuai dengan keadaan waktu kalibrasi) dan semakin jauh dengan keadaan waktu kalibrasi (ke kiri), hubungan semakin jelek (ada hambatan).

Penting
Dalam mengukur tahanan atau pengecekan hubungan hanya boleh dilakukan bila seluruh hubungan komponen dilepaskan dari arus kelistrikan (open cirkuit). Bila tidak, arus akan mengalir ke tester dan dapat membakar tahanan koil di dalam alat ukur.


 
 





Gambar 2. 19  Pengunaan alat ukur yang salah


2.8 Perawatan Multi Meter.(AVO)
*        Penggantian Baterai.
Di dalam Multi meter terdapat 2 macam baterai 1,5V X2 (sum – 3) dan 9V (006P) yang dipakai untuk pengukuran tahanan. Maka diperlukan penggantian baterai secara berkala. Untuk jelasnya anda bisa memastikan apakah baterai perlu diganti atau tidak.
 
 














Gambar 2.20  Bagian belakang multi tester
*        Cara
Kalibrasi multi meter pada skala     1 X W, bila tidak bisa keposisi O W maka baterai 1,5V (sum – 3) perlu diganti.
Kalibrasi multi meter pada skala X10KW, bila tidak bisa keposisi OW maka baterai 9V (006P) waktunya diganti
Buka baut yang berada pada bagian belakang multi meter dengan obeng Å, lalu ganti baterai dan letakkan sesuai polaritasnya. Lihat gambar 2.20.

*        Penggantian sekring.
Semua multi tester dilengkapi sekring, bila ada kesalahan pengukuran, maka  sekring bisa putus, dengan begitu alat ukur aman. Bila terjadi hal tersebut maka buka tutup bagian belakang Multi meter lalu ganti sekring sesuai spesifikasi (250V/0,5A). Lokasi sekring bisa lihat gambar 2.20.
Jangan mengganti sekring dengan spesifikasi yang tidak tepat karena dapat merusak alat ukur kalau terjadi salah pengukuran.


*        Penyimpanan Multi Meter.
Bila multi meter selesai dipakai simpan pada posisi range selektor off, bila tidak ada posisi off, maka posisikan pada skala AC paling besar.
Simpan pada tempat khusus jangan dicampur dengan oli, besi, dan benda-benda keras lainnya.
Jauhkan dari magnet karena bisa mempengaruhi alat ukur.



Lembar percobaan / latihan.
1)    Pengukuran tegangan.
*        Lengkapi kalimat dan gambar dibawah.
Tegangan diukur dengan …………………..dalam satuan……………….
Dalam gambar diberi simbol                 V              
Batas Ukur = .........V
 
Batas Ukur = .........V
 
Volt meter dihubungkan…………………terhadap beban


 





 I. Pengukuran tegangan baterai                II. Pengukuran tegangan lampu

*        Lakukan percobaan seperti gambar yang anda buat.
 Perbedaan pengukuran I – II disebut…………………..


2)    Pengukuran Arus
Lengkapi kalimat dan gambar dibawah.
Arus diukur dengan……………………dalam satuan…………………
Dalam gambar diberi simbol                                   
 
Amper meter dihubungkan dengan……………………terhadap beban.



*       
 
Gunakan tahanan shunt pada skala 250 mA, lalu coba seperti gambar catat besar besar arusnya, dan pindahkan alat ukur setelah lampu.



Berapa besar arusnya.? Bandingkan dengan pengukuran sebelumnya.
Hasilnya…………………..
Kenapa begitu…………………………..


Pengukuran tahanan.
Lengkapi kalimat dibawah.
Tahanan diukur dengan……………………dalam satuan…………………
Dalam gambar diberi simbol…………………
Ohm meter mengukur tahanan diantara………………….
Dengan sirkuit dalam kondisi………………………
*        Lakukan pengukuran seperti dibawah
I
 
-        Pengukuran beban tunggal.
-        Hasil ukur…………………..

II
 
-        Pengukuran beban……………
-        Hasil ukur…………………..

III
 
-        Pengukuran beban………………..
-        Hasil ukur………………….

*        Kesimpulan hasil ukur.
…………………………………………..........................................................
………………………………………..............................................................
…………………………………………..........................................................
…………………………………………..........................................................


Lembar Evaluasi
1)   
 
Tentukan alat ukur yang mana pada gambar dibawah ini dan besaran lampu yang mana yang diukur oleh alat tersebut.










 I. ………………………………                   II…………………………………

2)    Tentukan alat ukur yang ada pada gambar dibawah ini dan besaran lampu yang mana yang diukur.


 
 











I. ………………………………                    II…………………………………

3.    Jika arus mengalir melalui tahanan, maka terjadi tegangan jatuh pada tiap-tiap tahanan.
 
 









Tentukannlah : tegangan antara titik A dan kutub positif =……………V
tegangan antara titik B dan kutub positif = …………..V
tegangan antara titik C dan kutub positif =…………...V
4.   
 
Tempatkan alat ukur bila mau mengukur rugi tegangan pada kabel positif (lihat gambar). Tentukan range selektor dan gambarkan posisi jarum multi meter pada pengukuran dibawah.




 











5.    Bagaimana cara menentukan apakah baterai pada multi meter sudah waktunya ganti. Jelaskan !


Lembar jawaban percobaan / latihan.
1)    Pengukuran tegangan.
*        Lengkapi kalimat dan gambar dibawah.
Tegangan diukur dengan …Volt meter…..dalam satuan  Volt.
Dalam gambar diberi simbol                 V              
Batas Ukur = ..50...V
 
Batas Ukur = .50....V
 
Volt meter dihubungkan…Pararel……terhadap beban


 





 I. Pengukuran tegangan baterai                II. Pengukuran tegangan lampu

*        Lakukan percobaan seperti gambar yang anda buat.
 Perbedaan pengukuran I – II disebut    Kerugian tegangan.(teg. Jatuh).


2)    Pengukuran Arus
Lengkapi kalimat dan gambar dibawah.
Arus diukur dengan…Amper meter…dalam satuan…Amper
Dalam gambar diberi simbol                                  
 
Amper meter dihubungkan dengan…Seri……terhadap beban.



*       
 
Gunakan tahanan shunt pada skala 250 mA, lalu coba seperti gambar catat besar besar arusnya, dan pindahkan alat ukur setelah lampu.



Berapa besar arusnya.? Bandingkan dengan pengukuran sebelumnya.
Hasilnya…Sama besarnya…..
Kenapa begitu  Karena amper meter dirangkai secara seri…..


3.    Pengukuran tahanan.
Lengkapi kalimat dibawah.
Tahanan diukur dengan…Ohm meter…dalam satuan…Ohm…
Dalam gambar diberi simbol…………W………
Ohm meter mengukur tahanan diantara…Jepitannya….
Dengan sirkuit dalam kondisi…Terbuka (tidak ada tegangan)……
*        Lakukan pengukuran seperti dibawah
I
 
-        Pengukuran beban tunggal.
-        Hasil ukur…Sedang………………..

II
 
-        Pengukuran beban…Seri……
-        Hasil ukur…Besar (lebih besar dari yang tunggal)…..

III
 
-        Pengukuran beban…Pararel…..
-        Hasil ukur…Kecil (lebih kecil dari yang tunggal)……………….

*        Kesimpulan hasil ukur.
·         Suatu tahanan (beban) bila dihubungkan seri akan semakin besar
·         Suatu tahanan (beban) bila dihubungkan paralel akan semakin kecil


Lembar Jawaban Evaluasi
1)   
 
Tentukan alat ukur yang mana pada gambar dibawah ini dan besaran lampu yang mana yang diukur oleh alat tersebut.










 I. …Tegangan lampu L1……                   II…Tegangan lampu L2 dan L3

2)    Tentukan alat ukur yang ada pada gambar dibawah ini dan besaran lampu yang mana yang diukur.


 
 











I. …Arus pada lampu L1……                    II…Arus pada lampu L2 dan L3

3)    Jika arus mengalir melalui tahanan, maka terjadi tegangan jatuh pada tiap-tiap tahanan.
 
 









Tentukannlah : tegangan antara titik A dan kutub positif =……4……V
tegangan antara titik B dan kutub positif = ……8…..V
tegangan antara titik C dan kutub positif =……0…...V
4)   
 
Tempatkan alat ukur bila mau mengukur rugi tegangan pada kabel positif (lihat gambar). Tentukan range selektor dan gambarkan posisi jarum multi meter pada pengukuran dibawah.




 















5)    Bagaimana cara menentukan apakah baterai pada multi meter sudah waktunya ganti. Jelaskan !
Jawab
Lakukan langkah kalibrasi pada skala 1 X W, bila tidak mau ke posisi nol maka baterai 1,5 Volt X 2 waktunya ganti (habis).
Lakukan langkah kalibrasi pada skala 10 K W, bila tidak mau ke posisi nol maka baterai 9 volt waktunya ganti (habis).




KEGIATAN BELAJAR 3.
MENGGUNAKAN DWELL METER DAN TACHOMETER
SERTA CARA MERAWATNYA
Tujuan khusus pembelajaran.
Setelah selesai mempelajari modul kegiatan 3 ini diharapkan siswa / pembaca dapat :
-        Mempergunakan dwell meter untuk mengukur sudut dwell mesin bensin.
-        Mempergunakan tachometer untuk mengukur putaran mesin bensin.
-        Mengerti teknik-teknik perawatan dwell dan tachometer.

Uraian Materi.
Dwell meter digunakan untuk mengukur sudut dwell (sudut menutup dari cam breaker point / platina), untuk motor dengan pengapia Konvensional atau secara umum bisa kita bilang bahwa sudut dwell adalah sudut dimana  besarnya atau lamanya arus primer mengalir.
Tachometer digunakan untuk mengukur putaran (Rpm) mesin bensin.
Dwell meter dan Tachometer biasanya dibangun dalam 1 unit bisa digunakan untuk 2 macam pengukuran. Dipasaran banyak sekali macamnya tetapi prinsip pengoperasiannya hampir sama semua. Dalam modul ini diambil 1 contoh merk “Pocket Motor Tester” dari Bosch bahkan merk ini bisa digunakan untuk 4 pengukuran (putaran, sudut dwell,, tegangan, dan tahanan), di sini hanya akan dibahas Rpm dalam dwell karena tegangan dan tahanan sudah dibahas di depan (kegiatan belajar 2 )
Dalam “Pocket Motor Tester” pengukuran putaran terdiri dari 2 tingkat putaran yaitu 0-1600 Rpm dan 0-8000 Rpm. Pengukuran sudut dwell      bisa sampai 80% dari sudut pengapian.
Di sini hanya akan dibahas cara pengoperasian dan cara pembacaan hasil ukur. Untuk mendapatkan pengukuran yang tepat harus membandingkan dengan ukuran yang nominal. Ukuran tersebut dapat kita lihat dari buku manual atau buku data dari mobil tersebut.


2.1 Kontruksi alat ukur.







 






 


















Gambar 3.1 Alat ukur.

Keterangan.
1     Kabel pengetes.
Jepit kuning (terminal 15 (+) ).
Jepit hijau (terminal 1 (-) ).
2     Skala pengukuran.
0-8 untuk Rpm  X 1000 dan    %        X 10.
0-16 untuk  Rpm X 100.
3     Batas ukur dan sklar pemindah ukuran.
4     Sklar pemindah untuk jumlah silinder.
5     Tabel konversi sudut dwell   (% ke o            ).
6     Tutup baterai.
7     Skrup penyetel skala nol.

2.2 Pemeriksaan dan penyetelan skala nol (0).
Sebelum menggunakan alat ukur anda harus pastikan bahwa jarum penunjuk ada dibagian garis ujung sebelah kiri pada skala, bila tidak. Putarlah skrup penyetel jarum penunjuk (gambar 31 bagian no 7) dengan sebuah obeng sampai jarum penunjuk tepat pada nol (garis ujung sebelah kiri).
Sekali anda melakukan penyetelan, anda tidak memerlukan pengecekan yang terlalu sering.



2.3 Pengukuran putaran mesin (Rpm).
Daerah pengukuran putaran ada 2 macam yaitu 0-1600 Rpm dan 0-8000 Rpm.
 
Cara pengukuran

*        Hubungkan kabel pengetes  (test lead) warna kuning (15)              ke positif coil dan kabel warna hijau (1) ke negatif coil.


*        Set jumlah silinder mesin dengan memposisikan sklar jumlah silinder sesuai dengan jumlah silinder mesin tersebut.
Cyl.
 
Cyl.
 
Cyl.
 
Untuk mesin dengan jumlah silinder 4
Untuk mesin dengan jumlah silinder 6
Untuk mesin dengan jumlah silinder 8
*        Pilih range selektor switch pada posisi dibawah.
Posisi pengukuran putaran maksimum 8000 rpm.
Posisi pengukuran putaran maksimum 1600 rpm.
*        Baca putaran mesin pada skala pengukuran.




 
 


1)   Untuk range selektor 8000 Rpm hasil penunjukan jarum X 1000 .
Misal : 6 Õ Rpm = 6 X 1000 = 6000 Rpm
2)   Untuk range selektor 1600 Rpm hasil penujukan jarum X 100.
Misal : 14 Õ Rpm = 14 X 100 = 1400 Rpm.
Contoh
Putarannya adalah 2500 rpm karena range selektor diset pada 8000 rpm


 
 






2.4  Pengukuran untuk jumlah silinder dan sistem pengapian lain.
Untuk mesin dengan jumlah silinder selain 4,6 dan 8 atau dengan type system pengapian lain, bisa juga kita lakukan pengukuran dengan alat ukur yang sama  perhatikan keterangan dibawah.
Dalam mesin 4 tak, 4 silinder dalam 1 putaran terdapat 2X ledakan,.6 silinder ada 3X ledakan, 8 silinder ada 4X ledakan dan seterusnya.
Bagaimana dengan mesin 2 tak ?, 2 silinder ?, 3 silinder ?.


Tabel dibawah untuk bantuan cara pembacaan dan pemilihan saklar jumlah silinder untuk jenis mesin khusus.
Type mesin
System pengapian
Pemakaian selektor silinder
Pembacaan
Dua langkah
 2 dan 3 silinder
Tampa distributor dan 1 coil tiap silinder
4 Cyl
2X
2 silinder
Dengan distributor dan 1 coil pengapian
4 Cyl
1X
Empat langkah 2 silinder
Dengan dua coil pengapian
4 Cyl
2X
2 Silinder
Dengan distributor dan 1 coil pengapian
4 Cyl
2X
6 silinder
Dengan distributor dan 2 coil pengapian
6 Cyl
2X


Contoh.
Mesin 6 silinder memakai distributor dengan 2 koil pengapian


Pemilihan silinder pada 6 cyl
 
Hasil ukur dikalikan 2       2 ,5 X 1000 = 2500
2500 X 2 = 5000 Rpm

Putarannya adalah 5000 Rpm




2.5  Pengukuran sudut Dwell.
Daerah pengukuran dalam % maximum pengukuran 80% dari derajat pengapian.
Cara penempatan kabel tes sama dengan pengukuran putaran, begitu juga untuk saklar pemilihan jumlah silinder, hanya anda cukup merubah saklar range pada posisi 80% 
Posisi pengukuran dwell
Pembacaan pengukuran pada 0-8.
 
Hasil pembacaan jarum X 10% derajat pengapian.
Misal :
terbaca 6  ® 6 X 10 % = 60% sudut pengapian.


Bila dihitung dengan derajat poros cam. Anda tinggal mengkonversikan 60% tersebut kedalam tabel dibawah ini.
 
Tabel tersebut juga terdapat dalam alat ukur.




Gambar 3.4  Tabel konversi % ke derajat poros cam







Contoh :
Mesin dengan 4 silinder 4 tak hasil pengukuran menunjukkan 6 sama dengan  6 X 10% = 60% sudut pengapian.

Dijadikan derajat
-        Lihat 4 Cyl dalam %
-         60% lurus dengan 540
Maka sudut dwellnya adalah 540Poros Cam



 
 




Tabel penunjukan 54 ° PK







2.6  Perawatan Dwell dan Tacho Meter
(Pocket – Motortester)

*        Dalam Pocket – Motortester ada 4 macam pengukuran.                                   Perhatikan dalam pemilihan batas ukur, karena bila keliru akan merusak alat ukur pada saat pengukuran.

*        Alat ukur tersebut juga digunakan untuk pengukuran tahanan, maka pemeriksaan dan penggantian baterai juga diperlukan.  Posisi baterai lihat gambar.
 
 











*        Bila tidak dipakai posisikan alat ukur pada volt meter atau Rpm meter.

*        Sering kali permasalahan alat ukur pada kabel yang putus, maka perawatan dan pemeriksaan kabel harus diperhatikan.

*        Jauhkan dari bahan-bahan yang mengandung magnet, karena dapat merusak / mengacaukan alat ukur.


Lembar Evaluasi
1.    Bagaimana tahap-tahap pengukuran putaran motor bensin dengan menggunakan Tachometer ( putaran saat idle ± 750 Rpm ) ?
*                                                                                                                                          ___
*      __________________________________________________________
*      __________________________________________________________
*      __________________________________________________________

2.   
 
Mesin dengan putaran 3000 Rpm.  Di manakah letak penunjukkan jarum pada alat ukur?





3.    Seorang mekanik menyetel sudut dwell mesin 6 silinder sebesar 36 ° poros cam.  Di manakah letak penunjukkannya?


 
 






4.    Mesin dengan spesifikasi 4 tak 4 silinder dengan sudut dwell 54 ° poros cam. Lengkapilah gambar di bawah dengan data-data di atas!


 
 










5.    Apa saja yang perlu diperhatikan dalam perawatan alat ukur, jelaskan !
*      __________________________________________________________
*      __________________________________________________________
*      __________________________________________________________
*      __________________________________________________________




Lembar Jawaban Evaluasi
1.    Bagaimana tahap-tahap pengukuran putaran motor bensin dengan menggunakan Tachometer ( putaran saat idle ± 750 Rpm ) ?
*        Menghubungkan kabel alat ukur warna kuning (15) kepositif koil dan warna hijau (1) kenigatif koil.
*        Set Jumlah silinder alat ukur sesuai dengan jumlah silinder mesin.
*        Set range selector ke 1600 Rpm.
*        Lihat penunjukkan jarum pada skala 16.

2.   
 
Mesin dengan putaran 3000 Rpm.  Di manakah letak penunjukkan jarum pada alat ukur?





3.    Seorang mekanik menyetel sudut dwell mesin 6 silinder sebesar 36 ° poros cam.  Di manakah letak penunjukkannya?
 
Jawab.
36° = 60 % (tabel)




5.    Mesin dengan spesifikasi 4 tak 4 silinder dengan sudut dwell 54 ° poros cam. Lengkapilah gambar di bawah dengan data-data di atas!


 
 










6.    Apa saja yang perlu diperhatikan dalam perawatan alat ukur, jelaskan !
*        Cara pemilihan range selector harus tepat dengan yang diukur.
*        Penyimpanan jauhkan dari magnet.
*        Pengontrolan keadaan baterai.


KEGIATAN  BELAJAR 4
MENGGUNAKAN DAN MERAWAT TIMING LIGHT.

1.    Tujuan khusus pembelajaran.
Setelah selesai mempelajari modul kegiatan belajar 4 ini diharapkan siswa / pembaca dapat :
-        Mempergunakan Timing Light untuk memeriksa saat pengapian mesin bensin.
-        Mengerti prinsip-prinsip perawatan Timing Light.

2.    Uraian Materi.
Timing Light digunakan untuk mengukur saat pengapian (ignition Timing) pada mesin bensin. Timing Light ditunjukkan (difokuskan) pada tanda timing yang terdapat pada puli poros engkol, atau pada roda penerus (beberapa kendaraan).
2.1 Tanda Timing
Tanda timing pada umumnya terdapat pada 2 bagian
-          Bagian yang berputar terdapat pada pulli poros engkol
-          Bagian yang diam terdapat pada blok mesin
Kedua bagian tanda tersebut akan bertemu bila kita lihat dengan timing light.  Fungsinya untuk mengetahui pada derajat berapa piston dengan TMA akan terjadi ledakan.pada silinder 1. Tanda tersebut ada yang terdapat pada pulli (bagian berputar),dan ada yang terdapat pada bodi mesin (bagian yang diam).
Gb. 4.1 Tanda derajat pada pulli

Gb. 4.2 Tanda derajat pada mesin

Ada juga mesin dengan tanda-tanda derajat (hanya ada dua tanda saja) bila tanda tersebut bergaris berarti piston pada TMA.

Gb. 4.3 Tanda tanpa derajat

Untuk jenis tanda tersebut cara mengetahui derajat pengapian harus menggunakan timing light yang ada pemajuan derajatnya (yang dapat diatur).

2.2 Macam-macam Timing Light
Dari prinsip kerjanya timing light dapat dibagi dalam 2 kelompok;
*        Timing light jenis biasa ( tanpa pemajuan derajat pengapian).               Timing light jenis ini bentuknya sederhana, dan penggunaannya mudah, tetapi hanya bisa digunakan untuk tanda timing yang ada derajatnya saja.
*        Timing light Degrees Advance (dengan pemajuan derajat pengapian)      Timing light jenis ini dilengkapi dengan pemajuan derajat pengapian. Maka, bila mesin dengan tanda timing tanpa derajat harus memakai timing ini, tetapi timing light tersebut bisa juga dipakai untuk semua jenis tanda timing.






 


 
 






Gb. 4.4 Timing Light Biasa               Gb. 4.5 Timing Light  Degrees Advance

Karena dalam penggunaan timing light jenis biasa relativ lebih sederhana, maka dalam pembahasan ini akan difokuskan pada timing light Degrees Advance atau timing light yang memakai pemajuan derajat pengapian.

2.3 Kontruksi Timing Light.
Gb. 4.6  Kontruksi Timing Light
 
Keterangan :
1     Penjepit pick-up induktif pada kabel busi.
2     Kabel untuk sumber tegangan dengan jepit buaya ke baterai + dan –
3     Tombol On Timing Light.
4     Pengaturan pemajuan derajat pengapian.
5     Lensa



2.4 Cara Penggunaan
*        Pasang jepit buaya merah pada + baterai jepit buaya hitam ke – baterai
*        Pasang penjepit induktif pick-up pada kabel busi silinder 1.
*        Setel pengaturan pemajuan pada “O”.
*        Hidupkan mesin putaran idle.
*        Tekan tombol “ON” pada Timing Light sambil arahkan lensa Timing Light pada tanda timing yang terdapat pada pulli poros engkol.

2.5 Pengaturan Derajat Pengapian
Timing light dengan pemajuan derajat pengapian bila distel pada posisi   0 (nol), pemakaiannya sama dengan timing light jenis biasa.
*          Bila tanda timing segaris dengan tanda 10 derajat berarti pengapian terjadi pada piston naik 10 derajat sebelum TMA.

*          Atur atau putar knob pemajuan pengapian pada 10 derajat. Maka tanda pada timing akan bergeser kearah 0 (nol) atau TMA. Bukan berarti pengapian terjadi pada 0 derajat atau pada TMA, tetapi tetap 10 derajat sebelum TMA, karena knob pemajuan putaran pada 10 derajat

Dengan demikian penentuan derajat pengapian pada mesin tanpa tanda derajat adalah  dengan cara memutar knob pemajuan pengapian sampai tanda timing bertemu. Anda tinggal melihat derajat pada knob timing tersebut.

*           Tanda timing pada pulli dan tanda pada mesin segaris, pada timing light menunjuk pada 15 derajat. Berarti pengapian pada 15 derajat sebelum piston ke TMA.






2.6 Perawatan Timing Light
*        Timing light memerlukan sumber tegangan.  Maka,  perhatikan tegangan pada alat ukur harus sama dengan tegangan sumber.
*        Terjadinya nyala lampu (blitz) pada timing light karena adanya induksi yang terjadi pada pick – up induktif oleh arus yang mengalir pada kabel  busi.  Maka klem pada pick – up induktif harus sering dibersihkan.
Tempat yang harus dibersihkan
*        Sering terjadi gangguan pada timing light karena kabel yang tidak beres (putus), lakukan pengecekan pada kabel yang ke sumber baterai dan kabel tegangan tinggi yang ke silinder 1.
*        Bila perlu anda bisa melihat ke bagian dalam dari timing light.
*        Buka tutup timing light
*        Lakukan prosedur pembongkaran yang tepat (lihat gambar)
*        Hindari hal-hal yang dapat merusak bagian timing light.
*        Bagian lampu strobo sering kali rusak / habis gasnya (ganti)

Lembar Evaluasi
1.   Berapa derajat pengapiannya pada gambar di bawah ini?


 
 













2.   Posisikan knob pada timing light, bila pengapian motor 17° Poros Engkol!


 
 

















3. Jelaskan kenapa pick-up induktif pada timing light harus dalam kondisi kering dan bersih ?
*      __________________________________________________________
     __________________________________________________________
     __________________________________________________________
     __________________________________________________________



Lembar Jawaban Evaluasi
1.    Berapa derajat pengapiannya pada gambar di bawah ini?
 
Jawab :
*        Pada knob pemajuan pengapian 10 °
*        Pada tanda timing 10 °
Ö Maka pengapiannya
Adalah  20° poros engkol sebelum TMA.






2.   Posisikan knob pada timing light, bila pengapian motor 17° Poros Engkol!


 
 

















3.  Jelaskan kenapa pick-up induktif pada timing light harus dalam kondisi kering dan bersih ?
*      Karena bekerjanya lampu timing light berdasar sinyal yang diberikan pick-up induktif , maka bila tidak bersih dan kering akan terganggu nyala blitznya.______________


UMPAN BALIK

DAFTAR PUSTAKA
1.  Toyota Astra Motor Training Center, NEW STEP (Training manual), PT Toyota Astra, jakarta, 1996.
2.  Peter A. Weller, Fanckunde Kraftahrtechnik, (Holland + Josenhans, Verlaq, posttach 518, 7000), Stuttgart 1, 1985.
3.  Iqnatius Hartono, Pengantar ilmu Tehnik Elektronika, PT Gramedia, Jakarta, 1988.
4.  Davis N. Daler and Frank J. Thienssen, Automotive Electronics and Performance, Englewood Cliffs, New Jersey, 1995.
5.  Sunpro, Action Manufacturing Co. 999, Walford Avenve Cleveland, Ohio, 1991.
6.  Robert BOSCH GMBH D-7000, Pocket – Motor tester, Stuffgart 1, Postfach 50.
7.  Sanwa Electric Instrument Co.LTD, Instruction Manual Sanwa (Multi terster), Chiyoda – ku, Tokyo – Japan.

No comments:

Post a Comment